TEORI KURIKULUM
A. Pengerian Teori
Teori merupakan suatu set atau
system pernyataan(a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal
ketidaksepakatannya terletak pada karakterristik pernyataan tersebut. Ada tiga kelompok
karakteristik utama system pernyataan suatu teori. Pertama, pernyataan suatu teori bersifat memadukan(unifying statement) Kedua,pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat meramalkan (predictive statement). Kaplan
(1964,hlm.295). Teori menjelaskan suatu kejadian. Kejadian ini bias sangat luas
atau sangat sempit. Suatu kejadian yang dijelaskan oleh suatu teori menunjukkan
suatu set yang universal. Set universal ini terbentuk oleh tiga bagian. Bagian
pertama,kejadian yang diketahui,yang dinyatakan sebagai fakta,hukum,atau
prinsip. Bagian kedua yang dinyatakan sebagai asumsi,proposisi, dan postulat.
Bagian ketiga adalah bagian dari set universal atau bagian dari keseluruhan
yang belum diketahui.
1.
Fungsi Teori
Ada tiga
fungsi teori yang sudah disepakati para ilmuwan yaitu:
(1) mendeskripsikan,(2) menjelaskan,dan (3)memprediksi.
Fungsi yang lebih besar dari suatu teori adalah melahirkan teori baru.
Mouly
(1970,hlm.70-71) mengemukakan cirri-ciri suatu teori yang baik,yaitu:
- A theoretical system must permit deduction which be tested empirically
- A theory must be compatible both with observation and with previously validated theories,
- Theories must be stated in simple term, thet theory is best which explains the most in the simplest form,
- Scientific theories must be based on empirical facts and relationships.
B. Teori Pendidikan
Boyles,(1959) menyatakan bahwa teori
pendidikan di Amerika Serikat berada dalam a
state of suspended animation, penggambarannya masih tertangguhkan. Masih
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menampilkan dengan jelas teori pendidikn
ini. Menurut Beaucham (1975,hlm.34),teori
pendidikan akan atau dapat berkembang. Tetapi perkembangnnya
pertama-tama dimulai pada sub-subteorinya. Yang menjadi subteori dari teori
pendidikan adalah teori-teori dalam kurikulum
pengajaran,evaluasi,bimbingan-konseling, dan administrasi pendidikan. Hugh C.
Black dalam bukunya A Four-fold
Classification of Education Theories(1966) mengemukakan empat teori
pendidikan, yaitu teori tradisional,teori progresif,teori hasil belajar, dan
teori proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai
pemelihara dan penerus warisan budaya,teori progresif memandang pendidikan
sebagai penggali potensi anak-anak,dalam teori ini anak menempati kedudukan
sentral dalam pendidikan. Teori hasil belajar sesuai dengan namanya
mengutamakan hasil,sedangkan teori proses belajar mengutamakan proses belajar.
Enam teori
pendidikan (menurut Brouner)
Teori
|
Metode
|
Pandangan
terhadap anak
|
Penekanan
dalam pendidikan
|
Monitorial
method
|
Orielland
memorization
|
Trainable
beast
|
Obedience
|
Object
teaching
|
Handling
things
|
Flower
to be cultivated
|
Discoverer
|
Herbartianism
|
Five
steps
|
Social
embryo to be molded
|
Will
power
|
Child
study
|
Self
expression
|
Potential
artist
|
Sensivity
|
Experimentalism
|
Problem
solving
|
Responsible
rebel
|
Involvement
|
Curent
academic emphasis
|
New
technology
|
Greatest
natural resours
|
Mastery
|
March Beth dalam
buku Education as a Dicipline (1965)
menegaskan bahwa pendidikan adalah suatu disiplin. Ia menolak pandangan bahwa
pendidikan hanyalah aplikasi dari disiplin-disiplin lain. Pendidikan adalah
suatu bidang studi (suatu disiplin) dalam bidangnya. Studi tentang pendidikan
merupakan suatu kajian tentang bagaiman cara atau model-model inquiri
disusun,digunakan,dikembangkan,dan disusun kembali. Lebih jauh berisi kajian
tentang model-model yang cocok pada suatu tempat,serta syarat-syarat yang
diperlukan bagi pelaksanaan model tersebut. Menurut Beth,study tentang
pendidikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
- sejarah tentang teori dan model-model pendidikan.
- prinsip-prinsip dan prosedur analisis dari model-model pendidikan.
- studi tentang fungsi dari model-model yang ada,sebagai bahan alat untuk mempelajari dan mengembangkannya.
- studi lebih mendalam tentang variasi model, bagaimana penerapannya dalam berbagai tingkat sekolah dan berbagai jenis mata pelajaran.
- pelaksanaan model sesuai dengan kondisi waktu,kemampuan pelaksana,serta fasiliatsi yang ada.
C. Teori Kurikulum
Konseep-konsep teori kurikulum yaitu
sebagai suatu perangkatt pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan
antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan
dan evaluasi kurikulum.Bahan penyajian dari teori kurikulum adalah
hal-hal yang berkaitan dengan penetuan keputusan,
penggunaan,perencanaan,pengembangan,evaluasi kurikulum, dan lain-lain.
- Konsep Kurikulum
Ada tiga
konsep tentang kurikulum,kurikulum sebagai substansi,
Sebagai
system,dan sebagai bidang studi. Konsep
pertama,kurikulum sebagai substansi,suatu kurikulum dipandang orang sebagai
suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Konsep
kedua,adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu suatu system kurikulum.
System kurikulum merupakan bagian dari system persekolahan, system pendidikan,
bahkan system masyarakat. Suatu system kurikulum mencakup system personalia,
dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,melaksanakan, mengevaluasi,
dan menyempurnakannya. Konsep ketiga,kurikulumm
sebagain sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan
bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan
kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
system kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari
konsep-konsep dasar tentang kurikulum.
- Perkembangan teori kurikulum
Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan
Charless dan
McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit tahun
1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum Yng pertama, ia perintis
pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu
sederhana,yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada
dasarnya sama terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa
mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai
tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan
yang berpusat pada anak(child centered). Teori kurikulum berubah
dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai
orang dewasa (Bobbit dan Charles) kepaada kehidupan psikologis anak pada saat
inii. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Perkembangan teori kurikulum
selanjutnya di bawakan oleh Hollis Dasweel. Dalam peranannya sebagai ketua
divisi pengembang kurikulum di beberapa negara di bagian Amerika Serikat. Ia
mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan. Maka
Caswell mengembangkan kurikulumyang bersifat interaktif. Dalam pengembangan
kurikulumnya, Caswell menekankan pada
partisipasi guru-guru berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan
stuktur organisasi dari penysusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian
kurikulum,merumuskan tujuan, memilih isi, menetukan kegiatan belajar, desain
kurikulum,menilai hasil. Pada tahun 1947 di Univertas Chicago berlangsung
diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut
dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:(1) mengidentifikasi
masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan
konsep-konsep yang mendasarinya,(2) menentukan hubungan antara masalah-masalah
tersebut dengan struktur yang mendukungnnya,(3) mencari atau meramalkan
pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah
tersebut. Ralph W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi
inti kajian kurikulum:
- Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
- pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
- bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
- bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
- Sumber pengembangan kurikulum
Pengembang kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan
orang dewasa,
karena sekolah mempersiapkan anak nagi kehidupan orang dewasa,kurikulum
terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Dalam pengembangan
selanjutnya, sumber ini menjadi luas meliputi semua unsure kebudayaan. Manusia
adalah makhluk yang bebudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut
mrnciptakan budaya. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam
pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau
pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan
potensi-potensi yang telah ada pada anak. Ada
tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa,
perkembangan siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan
penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu.
Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber penyusunan kurikulum
kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai.
Beauchamp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber penemuan keputusan yang
dinamis. Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan
sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan social-politik yang
menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education local yang mewakili negara bagian. Di Indonesia,
pemegang kekuasaan social-politik dalam penentuan kurikulum adalah Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama
dengan Balitbangdikdub.
- Desain dan rekayasa kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta
proses belajar
yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam
desain kurikulum akan tergambar unsure-unsur dan kurikulum, hubungan antara
satu unsure dengan unsure lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta
hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua
dimensi penting, yaitu: (1) substansi, unsure-unsur serta organisasi dari
dokumen tertulis kurikulum,(2) model pengorganisasian dan bagian-bagian
kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran. Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam
desain kurikulum: Pertama,
ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta bagaimana
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalaman, kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik
bentuk desainnya maupun system pelaksanaannya.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan
bagaimana proses memungkinkan kurikulum disekolah, upaya-upaya yang perlu
dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi
sebaik-baiknya. Pengelola kurikulum disekolah terdiri dari: para
pengawas/penilik dan kepala sekolah sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala
Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian
Kurikulum di Direktorat. Seluruh system rekayasa kurikulum menurut Beauchamp
mencakup lima hal, yaitu (1) arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai
proses rekayasa kurikulum, (2) keterlebatan orang-orang dalam proses kurikulum,
(3) tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum, (4) tugas-tugas dan
prosedur implementasi kurikulum, dan (5) tugas-tugas dan prosedur evaluasi
kurikulum.
untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar