SKBM
SKBM adalah tingkat pencapaian
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Siswa yang
hasil belajarnya belum mencapai nilai SKBM dikatakan belum tuntas, adapun
penentunnya melalui analisis ketuntasan belajar minimal setiap indikator dan
menjadi kewenangan setiap guru.
Tujuan penetapan SKBM adalah
menentukan target kompetensi yang akan dicapai siswa, dan juga sebagai acuan
atau dasar untuk menentukan kompeten atau tidak kompetennya siswa dalam
mengikuti suatu mata pelajaran tertentu.
Adapun manfaat penetapan SKBM adalah
: sekolah atau guru dan siswa memiliki patokan/dasar yang jelas dalam menentukan
ketuntasan hasil belajar siswa, dan adanya keseragaman batas ketuntasan setiap
mata pelajaran pada kelas pararel.
2.
Rambu-rambu Penentuan SKBM
SKBM ditetapkan pada awal tahun
pelajaran bersama-sama dengan seluruh unsur guru yang biasanya tergabung dalam
forum MGMP di sekolah. Selanjutnya nilai SKBM dinyatakan dalam bentuk bilangan
bulat dengan rentang 0 – 100. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100, dan
sekolah dapat menetapkan SKBM dibawah nilai ketuntasan belajar maksimal
disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas sekolah atau madrasah yang
bersangkutan.
Adapun dalam menetapkan SKBM perlu
diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a.
Tingkat Essensial (Kepentingan)
b.
Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan materi)
c. Daya dukung, yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana
pendidikan yang sangat dibutuhkan, manajemen sekolah, kepedulian stakeholders
sekolah.
d. Intake siswa, yaitu tingkat
kemampuan rata-rata siswa, dimana SKBM untuk kelas VII harus didasarkan pada
nilai hasil penerimaan siswa baru, kemudian SKBM kelas VIII dan IX didasarkan
pada tingkat pencapaian SKBM siswa pada semester atau kelas sebelumnya.
Selanjutnya teknik menghitung SKBM
dengan rentang nilai 0 – 100. Misalnya;
- Pada
kriteria Essensial :
SE (Sangat Essensial) = 80 – 100
CE (Cukup Essensial) = 60 – 79
- Pada
kriteria Komplesitas :
Tinggi =
50 – 65
Sedang =
66 – 80
Rendah =
81 – 100
- Pada
kriteria Daya Dukung :
Tinggi =
85 – 100
Sedang =
70 – 84
Rendah =
55 – 69
- Pada
kriteria Intake Siswa
Tinggi =
80 – 100
Sedang =
60 – 79
Rendah =
40 - 59
Selanjutnya cara menentukan SKBM yaitu :
1. Dilakukan analisis ketuntasan
belajar minimal per indikator
2. SKBM kompetensi dasar
diperoleh dari rata-rata SKBM indikator yang terkait
3. SKBM Standar Kompetensi diperoleh dari rata-rata SKBM Kompetensi
Dasar yang terkait
4. Nilai SKBM setiap mata pelajaran merupakan rata-rata SKBM Standar
Kompetensi dalam semester terkait pada semester tersebut.
Selanjutnya dikaitkan dengan
pendidikan yang terus berkembang, kita kenal istilah konsep belajar tuntas.
Belajar tuntas adalah satu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem
pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari
hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Pandangan
ini jelas menolak pandangan yang mengatakan bahwa tingkat keberhasilan siswa
disekolah sangat ditentukan oleh tingkat kecerdasan bawaannya atau IQ-nya.
Belajar
tuntas ini sebenarnya sudah ada sejak enam puluh tahun yang lalu tatkala C.
Washburn dan H.C. Marison mengembangkan suatu sistem pengajaran sehingga semua
siswa diharapkan dapat menguasi sejumlah tujuan pendidikan.
Bahan
pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut dibagi atau unit-unit. Setiap unit terdiri dari bahan-bahan pelajaran
yang diurutkan secara singkat sistematik dari yang mudah ke bahan yang sukar.
Setiap siswa diharuskan menguasai satu unit pelajaran sebelum diperbolehkan
untuk mempelajari unit pelajaran berikutnya. Bagi siswa yang gagal menguasai
satu unit pelajaran tertentu harus diberikan unit pelajaran perbaikan.
Ada 4 cara
yang digunakan oleh H.C. Morrison dalam program perbaikannya yaitu :
1. Mengulang kembali mengajar bahan pelajaran
2. Menuturkan siswa
3. Menyusun kembali aktifitas belajar siswa
4. Mengadakan perbaikan terhadap kebiasaan iswa dalam cara belajarnya.
Dipandang
dari sudut pendidikan memang cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip
belajar tuntas sangatlah menguntungkan siswa, karena hanya dengan cara tersebut
setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Pandangan yang menyatakan
semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik juga akan mempunyai imbas pada
pandangan bahwa semua guru dapat mengajar dengan baik. Karena itu, pengertian
mengenai belajar tuntas dirasakan perlu dimantapkan.
untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat