AKHLAQ DALAM PANDANGAN ISLAM
Secara etimologi akhlaq berarti perbuatan, dan ada sangkut pautnya dengan kata khaliq dan makhluk (yang dicipta). Sehingga Endang Syaifuddin Anshary, menyatakan, secara garis besar akhlaq terdiri dari :
a. Akhlaq manusia terhadap khalik
b. Akhlaq manusia terhadap makhluk, baik manusia maupun bukan.[1]
Asmaran, As, dalam kitabnya Pengantar Studi Akhlaq, membagi akhlaq menjadi akhlaq terpuji dan akhlaq yang tercela.
a. Akhlaq yang terpuji
Akhlaq yang terpuji dibagi dua, yaitu yang bersifat bathin dan bersifat lahir, Yang bersifat lahir adalah :
1. Taubat
Taubat yaitu meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik, salah atau dosa dengan penyesalan.[2] Ada juga yang memasukkan taubat dalam akhlaq yang bersifat bathin.
2. Maaf
Yaitu menghapuskan kesalahan atau membatalkan melakukan pembalasan terhadap orang yang berbuat jahat atas dirinya. Dengan pemberian maaf berarti berbuat kebaikkan kepada orang lain.[3]
3. Syukur
Syukur yaitu merasa senang dan berterimakasih terhadap nikmat Allah SWT. Hal ini tercermin dalam aktivitas dan moral orang yang memperoleh nikmat itu dalam beribadah kepada Allah, Imannya bertambah teguh dan lidahnya semakin bnayak berdzikir kepada Allah.[4]
Sedangkan akhlaq yang terpiji yang bersifat bathin adalah:
1. Tawakal
Tawakal yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menunggu atau menghadapi hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.[5]
2. Sabar
Sabar ialah tahan menderita sesuatu yang tidak disenangi dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sabar ini terbagi kepada :
a. Sabar dalam beribadah
b. Sabar ditimpa malapetaka
c. Sabar terhadap kehidupan dunia
d. Sabar terhadap maksiat
e. Sabar dalam perjuangan.[6]
3. Merasa cukup (qonaah)
Qonaah yaitu rela dengan pemberian yang telah dianugerahkan Allah SWT. kepada dirinya, karena merasa bahwa memang itulah yang sudah menjadi pembagiannya.[7]
b. Akhlaq yang tercela
Demikian pula halnya dengan akhlaq yang tercela terbagi kepada dua, yaitu akhak yang tercela yang bersifat lahir dan akhlaq yang tercela yang bersifat bathin. Akhlaq yang tercela yang bersifat lahir :
1. Maksiat lisan, yaitu :
a. Berkata-kata yang tidak memberikan manfaat, baik untuk dirinya atau orang lain.
b. Berlebih-lebihan dalam percakapan
c. Berbicara hal yang bathil
d. Berdebat dan berbantah yang hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain.
e. Berkata kotor, mencaci maki atau mengucapkan kata laknat baik kepada manusia, binatang maupun benda-benda lainnya.
f. Berkata dusta.[8]
2. Maksiat telinga
Maksiat telinga adalah mendengar pembicaraan suatu golongan yang mereka tidak suka kalau pembicaraannya didengar orang lain atau mendengar perkataan-perkataan yang tidak baik.[9]
3. Maksiat mata
Maksiat mata yaitu melihat yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.[10]
4. Maksiat tangan
Maksiat tangan ialah menggunakan hal-hal untuk hal-hal yang haram, atau sesuatu yang dilarang oleh agama Islam, seperti mencuri, merampok, merampas, mengurangi timbangan dan sebagainya.[11]
Sedangkan akhlaq yang tercela yang bersifat bathin adalah :
1. Marah
2. Rasa mendongkol
3. Dengki
4. Sombong (takabur).[12]
Dari macam-macam akhlaq yang telah dikemukakan, maka akhlaq yang terpuji adalah yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat Islam. Sedangkan akhlaq yang buruk adalah yang bertentangan dengan akal fikiran dan syariat Islam.
[1]Endang Syaifuddin, Ansshary, MA, Wawasan Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm. 27.
[2]Ahmad Amin, Etika (ilmu Akhlaq), Alih Bahasa Farid Ma’ruf, Bulan Bintang, Jakarta , 1975, hlm. 209-210.
[3]Ibid, hlm. 213.
[6]Ibid, hlm. 228-230
[7]Ibid, hlm. 233.
[9]Ibid., hlm. 194.
[11]Ibid., hlm. 196.
[12]Ibid,. hlm. 113-115.