KEBAIKAN DAN KELEMAHAN METODE PROBLEM SOLVING
a. Kebaikan Metode Problem Solving
Menurut pendapat Yusuf Djajadisastra dalam bukunya “Metode-metode mengajar” mengemukakan bahwa keuntungan dalam mempergunakan metode problem solving adalah:
1. Mendidik murid untuk berfikir secara sistimatis,
2. Mendidik berfikir untuk mencari sebab-akibat.
3. Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat pertimbangan untuk mernilih suatu ketetapan.
5. Tidak lekas putus asa jika menghadapi suatu masalah.
6. Galajar bertindak atos dasar suatu rencana yang ma-tang.
7. BeIajar bertanggung jawab atas keputusan yang te1ah ditetapkan dalam memecahkan suatu masalah.
8. Tidak merasa hanya bergantung pada pendapat guru saja.
9. Be1ajar mengana1isa suatu persoa1an dari berbagai segi.
10. Mendidik suatu sikap-hidup, bahwa setiap kesulitan ada jalan pemecahannya jika dihadapi dengan sungguh-sungguh.[1]
Pendapat lain berbunyi :
Segi kebaikannya :
1. Situasi be1ajar akan aktif , hidup, bermutu dan berdaya guna.
2. Di samping penguasaan bahan pelajaran sekaligus merupakan latihan berfikir kritis dan ana1itis da1am menghadapi masa1ah- masa1ah.
3. Latihan bagi anak untuk berani menghadapi masa1ah masa1ah kehidupan ke1ak.
Memperhatikan segi positif dalam mempergunakan metode problem solving di atas banyak sekali keuntungan yang diperoleh, namun segi keuntungan dapat menjadi lemah bila tidak memperhatikan segi kelemahan-kelemahan mempergunakan metode tersebut.
b. Kelemahan Metode Problem Solving
Banyak buku-buku yang mengemukakan tentang kelemahan atau segi-segi negatif mempergunakan metode problem solving, akan tetapi penulis hanya mencantumkan sebagian pendapat sebagai berikut :
Menurut Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama bahwa segi negatif mempergunakan metode problem solving adalah:
1. Kesulitan mencari/memilih masalah yang tepat, berguna, sesuai dengan kemampuan anak, untuk memecahkannya.
2. Banyak menimbulkan resiko, terutama bagi murid yang kurang mampu akan menyebabkan prustasi (putus asa), dan rendah diri.
3. Guru akan mengalami kesulitan dalam mengevaluir secara tepat proses pemecahan masalah yang ditempuh anak.[3]
Pendapat lain tentang segi negatif penggunaan mentode problem solving atau pemecahan masalah adalah:
1. Metode ini memerlukan waktu yang cukup jika diharapkan suatu hasil keputusan yang tepat. Padahal kita ketahui bahwa jam-jam pelajaran selalu terbatas.
2. Dalam satu jam atau dua jam pelajaran mungkin hanya satu atau dua masalah saja yang dapat dipecahkan, sehingga mungkin sekali bahan pelajaran akan tertinggal.
3. Metode ini baru akan berhasil bila digunakan dalam kurikulum yang modern, yaitu kurikulum yang berpusat pada anak dengan pembangunan semesta, dan bukan dalam kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran seperti pada kurikulum konvensional/tradisional.
4. Metode ini tidak dapat digunakan di kelas-kelas rendahan karena memerlukan kecakapan bersoal-jawab dan memikirkan sebab-akibat sesuatu.[4]
Lain halnya pcndapat Abdul Kodir Munsyi, Nasal Hasyim dan Mukhrin dalam bukunya Pedoman Mengajar mengemukakan kelemahan mempergunakan metode problem solving adalah:
1. Sulit menentukan apakah anak mampu memecahkan suatu masalah yang bersamaan isi tapi berlainan bentuk.
2. Mudah sekali anak putus asa di samping ada yang sombong.[5]