BIDANG DAN AZAS BIMBINGAN KONSELING
Tiga bidang yang menjadi fokus perhatian pelayanan Bimbingan dan Konseling, yang secara langsung merupakan menjadi jenis Bimbingan dan Konseling itu sendiri, yaitu sebagai berikut :
1. Bimbingan Akademik
Ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. [1]
Suatu program bimbingan di bidang belajar akademik meliputi usaha di antaranya
a. Memberikan orientasi kepada peserta didik baru tentang tujuan institusional isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah bersangkutan.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikut) pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual ataupun secara kelompok.
c. Bantuan dalam hal ini memilih program studi yang sesuai memilih kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini mencakup pula penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia misalnya di jenjang pendidikan tinggi, serta informasi tentang beberapa Perguruan Tinggi yang bisa dimasuki tanpa melalui tes, tetapi melalui jalur bakat dan prestasi.
d. Pengumpulan data mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, minat cita-cita, dan prestasi belajar peserta didik setiap semester untuk masing-masing bidang studi.
e. Bantuan dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, seperti kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang baik dan sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengajar kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan efektif dan efisien.
Persiapan dalam memilih sekolah lanjutan, bimbingan akademik ini berhubungan erat dengan bimbingan karier. Kesalahan dalam menentukan atau memilih studi slanjutan akan menyebabkan kemungkinan tertutupnya lapangan pekerjaan di masa yang kan datang karenanya pembagian jenis bimbingan dan konseling tidak bersifat mutlak. Dalam pelaksanaannya ketiga jenis bimbingan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Contohnya : keberhasilan atau kegagalan dalam studi akademik berpengaruh besar terhadap pandangan tentang diri sendiri, apakah itu akan positif atau negatif. Dengan demikian bimbingan akademik berperan dalam perkembangan kepribadian.
2. Bimbingan Karier
Ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang karier ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
a. Pematangan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
b. Pematangan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang dikembangkan
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak di kembangkan. [2]
Peranan sekolah dalam bimbingan karier ini menjadi semakin penting mengingat sekarang ini di dunia kerja semakin ketat. Upaya sekolah dalam bimbingan karier dapat berupa penyediaan berbagai studi sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan maupun berupa penyajian kegiatan-kegiatan bimbingan yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.
3. Bimbingan Pribadi Sosial
Adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri, penyaluran seksual dan sebagainya serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungannya.[3]
Bimbingan pribadi sosial ini sangat dibutuhkan terutama oleh peserta didik Pada sekolah menengah. Usia pada sekolah menengah adalah usia di mana peserta didik sedang dalam masa pubertas yang ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pesat dalam aspek biologis dan psikologis. Terjadinya perubahan tersebut menimbulkan kebingungan di kalangan mereka sehingga mereka akan mengalam, gejolak emosi dan konflik-konflik, baik dalam diri maupun konflik antar diri dengan orang baik, terbelenggu perasaan galau. sedih dan frustrasi serta kekhawatiran yang sangat tidak akan lulus. Sedang masalah sosial yang kerap dihadapi oleh peserta didik dalam Lingkup sekolah adalah hubungan dengan teman-teman maupun anggota kelompok. Karenanya bimbingan pribadi – sosial ini hendaknya mendapat porsi yang lebih untuk peserta didik di sekolah menengah.
Bimbingan pribadi – sosial yang diberikan di tingkat pendidikan menengah sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok sebagian lagi melalu, bimbingan individual serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Informasi tentang fase/tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh peserta didik remaja, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang cara-cara bergaul yang baik. Termasuk di sini apa yang disebut education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi juga corak pergaulan antara jenis kelamin
b. Pemantapan pemahaman diri yang mencakup tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk peranannya di masa depan, s erta pemantapan entang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya.
c. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, sehingga peserta didik dapat menghadapinya dan beradaptasi dengan baik.
d. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan peserta didik . Diskusi ini akan membuat peserta didik menyadari bahwa teman-temannya mengalami kesulitan yang sama (dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fase pubertas) untuk kemudian di diskusikan pemecahannya.
e. Pengumpulan daya yang relevan untuk mengenal kepribadian peserta didik . Misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.[4]
1. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan Hasil yang memuaskan, dalam kegiatan/layanan Bimbingan dan Konseling menurut Prayitno (1982) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan :
a. Asas Kerahasiaan
Asas ini mempunyai makna sangat penting dalam layanan Bimbingan Konseling, asas mi juga bisa disebut dengan asas kunci dalam pemberian layanan tersebut. Dapat dikatakan bahwa sebagian keberhasilan layanan Bimbingan Konseling banyak ditentukan oleh asas ini, sebab pada asas ini klien akan membuka keadaan dirinya menyangkut masalah pribadi yang menuntut konselor dapat menyimpan rahasia-rahasia tersebut: karena dengan keterbukaan itu konselor akan mudah menemukan penyebab timbulnya masalah serta mempermudah pula dalam mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi klien.
b. Asas Keterbukaan
Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka dan merasa bebas menyampaikan perasaan, pikiran dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya permasalahan dan konselor pun dapat menerimanya dengan baik dan memberikan tanggapan atas masalah yang disampaikan klien, tetapi asas ini akan terwujud bilamana asas kerahasiaan mendukung terciptanya kondisi tersebut.
c. Asas kesukarelaan
Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini, konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien. Kondisi konselor pun harus mendukung, jangan dipaksakan dan sebaliknya bila klien tidak sukarela dalam menyampaikan masalahnya, konsultasi tidak akan berjalan efektif, dengan kondisi tersebut klien akan enggan mengemukakan masalah yang dihadapinya, intinya asas ini juga diperlukan keseimbangan dengan asas keterbukaan.
d. Asas kekinian
Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya terfokus pada masalah-masalah yang dialami pada saat ini apa yang dipikirkan dan dirasakan klien pada saat konsultasi permasalahannya, hal inilah yang harus menjadi pusat perhatian konselor dalam rangka mencari pemecahannya, misalnya klien mengeluh prestasi belajarnya rendah, maka hendaknya berorientasi pada masalah yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar tersebut.
e. Asas kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik, bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam layana itu. Oleh karena itu konselor hendaknya mampu memotivasi klien untuk melaksanakan semua saran yang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh klien itu sendiri.
f. Asas kedinamisan
Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan sifat keunikan manusia, maka konselor harus memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahan pada diri klien. Perubahan itu tidak hanya sekedar pengulangan-pengulangan yang bersifat monoton, melainkan perubahan menuju pada suatu kemajuan.
g. Asas keterpaduan
Kepribadian klien merupakan suatu kesatuan dan berbagai macam aspek dalam pemberian layanan juga harus memperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan disamping memperhatikan juga aspek-aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan, karena apabila tidak terwujud keterpaduan tersebut justru akan mendatangkan masalah baru.
8. Asas kenormatifan
Maksud dan asas ini ialah usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak terjadi penolakan dan individu yang dibimbing, baik penolakan dalam prosesnya maupun saran-saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
9. Asas keahlian
Layanan bimbingan dan konseling adalah profesional, oleh karena itu tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak dididik dan dilatih atau dipersiapkan untuk itu, layanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus. Konselor harus benar-benar terlatih untuk itu, sehingga layanan tersebut benar-benar profesional.
10. Asas alih tangan
Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan yang tidak tepat, konselor bukanlah tenaga yang serba bisa dan serba tahu, sehingga dalam pemberian layanan ini perlu membatasi diri sesuai dengan keahliannya. Bila ditemukan masalah-masalah, klien tersebut di luar bidang keahliannya, maka konselor hendaknya segera mengalih tangankan kepada ahli lain. Setiap masalah hendaknya ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
11. Asas tut wuri handayani
Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya, diluar itu makna bimbingan dan konseling tetap bisa dirasakan, sehingga tercipta hubungan harmonis antara konselor dan kliennya, dan hendaknya klien merasa terbantu dan aman atas pemberian layanan tersebut. Dalam pemecahan masalah, konselor sewaktu-waktu siap membantunya bila dalam pelaksanaannya, klien mengalami masalah atau benturan-benturan lagi.[5]