pendekatan rasional dan pendekatan empiris



METODE ILMIAH
Pengetahuan itu dapat disebut ilmu pengetahuan  maka harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau menggunakan metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Hasil dari. penelitian ilmiah ini adalah teori yang sifatnya masih relatif dan masih dapat diduji kemantapan dari keajegannya. Artinya bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapapun dengan langkah-langkah yang serupa dan pada kondisi yang sama, akan diperoleh hasil yang ajeg (konsisten). Metode keilmuan itu bersifat obyektif , bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya mendekati kebenaran.

Dengan demikian, gabungan antara dua pendekatan : rasional dan pendekatan empiris, menghasilkan metode ilmiah. Rasionalisme memberi kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme dalam memastikan kebenarannya memberikan   kerangka   pengujiannya.   Hasilnya   adalah pengetahuan yang didapat ialah pengetahuan yang konsisten dan sistematis serta dapat diandalkan, karena telah diuji secara empiris  Sebagai sebuah cara untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, metode ilmiah dilakukan dengan cara dan prosedur tertentu. Langkah-langkah dan prosedur itu harus dilakukan secara seksama agar memperoleh kesimpulan yang benar.
Langkah-langkah atau prosedur ilmiah yang biasanya ditempuh untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah adalah sebagai berikut:                                       
1.      Penentuan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan atau permasalahan. Ketika ada suatu masalah  otak  manusia  biasanya  mulai bekerja  untuk memikirkannya atau mengkajinya secara rasional. Masalah itu kemudian dirumuskan dan dianalisis secara logis untuk supaya mudah dipecahkan. Jadi pada langkah pertama ini kita menetapkan masalah yang akan kita telaah dengan ruang lingkup serta batas-batasnya. Ruang lingkup serta batas-batasnya tersebut harus jelas sedemikian sehingga tidak mengalami kesukaran dalam merumuskan kerangkanya.
2.      Perumusan Masalah
Langkah   kedua   ini   merupakan   usaha   untuk mendeskripsikan permasalahan secara lebih jelas. Suatu masalah merupakan suatu gejala dimana beberapa fakta saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu kerangka permasalahan. Unsur-unsur yang membentuk kerangka ini dapat diturunkan secara empiris. Tetapi tidak semua masalah dalam keadaan demikian. Banyak masalah yang unsur-unsur pembentuknya tidak dapat dikenal secara langsung secara empiris, dan untuk itu diperlukan kerangka pemikiran rasional. Jadi dalam proses mi kita sudah mulai berpikir secara empiris dan secara rasional. Bcrdasarkan itu semua, maka kemudian ditemukan masalah utama yang akan dipecahkan, lalu disederhanakan dalam rumusan yang disebut dengan rumusan masalah.
3.      Pengajuan Hipotesis  
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti. Pengajuan hipotesis ini didasarkan pada permasalahan yang bersifat rasional   dan pengetahuan-pengetahuan yang telah diketahui atau teruji sebelumnya Benar tidaknya atau terbukti tidaknya hipotesis yang diajukan, akan dibuktikan lewat pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Terkadang suatu hipotesis yang diajukan, setelah dilakukan penelitian ternyata tidak terbukti, terkadang pula dapat terbukti.
4.      Pengujian Hipotesis
Langkah ini merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. Jika fakta-fakta itu sesuai dengan konsekuensi hipotesis, berarti bahwa hipotesis yang diajukan benar, karena didukung fakta-fakta yang nyata Sebaliknya bila fakta-fakta yang ada tidak sesuai, maka hipotesis itu harus ditolak. Jadi krietaria untuk menentukan suatu hipotesis itu benar atau tidak ialah kenyataan empiris sesuai dengan fakta atau tidak.

Dengan telah dibuktikannya kebenaran dan suatu hipotesis, maka hipotesis tersebut dapat dianggap sebagai teori ilmiah dan merupakan pengetahuan baru. Pengetahuan baru mi dapat berupa teori baru, kaidah baru, atau mungkin juga hanya sekedar penemuan lanjutan dari teori yang sudah ada. Selanjutnya pengetahuan ini dapat digunakan sebagai premis dalam usaha menjelaskan atau menelaah gejala-gejala lainnya. Proses kegiatan ilmiah tersebut berlangsung terus-menerus dan merupakan daur yang tidak ada batasnya. Melalui prosedur ilmiah sebagaimana tersebut, maka ilmu pengetahuan berkembang dari yang awalnya masih merupakan pengetahuan yang sederhana hingga sampai kepada pengetahuan yang begitu banyak ragam sebagaimana kita saksikan dewasa ini.

Meskipun metode ilmiah merupakan cara yang ampuh untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, dalam kenyataannya metode ini juga memiliki keterbatasan, disamping tentu keunggulannya. Diantara ketarbatasannya adalah bahwa metode ilmiah sangat tergantung kepada data dalam pengujian hipotesisnya. Data ini berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh panca indera. Kita mengetahui bahwa panca indera memiliki keterbatasan untuk menangkap suatu fakta. Dengan demikian, data yang terkumpul juga tidak bisa seakurat dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.  Kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang tidak benar, tentu saja juga akan tidak benar. Sebab itu, peluang terjadinya suatu kesimpulan yang diambil berdasarkan metode ilmiah tetap ada. Sebab itu pula semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan tersebut. Sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru.
Keterbatasan lain dari metode ilmiah adalah tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan nilai atau ukuran baik dan buruk atau tentang system nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan atau hal-hal bersifat supranatural.



untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat