DASAR DAN TUJUAN BIMBINGAN DALAM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
a. Dasar Bimbingan
Dalam usaha mewujudkan remaja yang shaleh dan taat kepada orang tuanya, maka orang tua mempunya tugas utama untuk membimbing mereka, sehingga menjadi remaja yang shaleh. Adapun dasar bimbingan adalah terdapat dalam Al-qur’an dan hadits dibawah ini.
Seperti dalam hadits diterangkan bahwa merupakan keuntungan yang besar bagi orang tuanya, seperti dikatakan dalam sabda Rasulullah SAW : “Apabila anak Adam meninggal maka putuslah amal ibadahnya kecuali tiga perkara salah satunya adalah anak yang shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya selain itu juga telah dicantumkan dalam al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 yaitu untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka sehingga dapat mencapai kebahagian dunia akhirat, Dikatakan suatu keuntungan yang besar karena mengingat sabda Rasul SAW, yang mengatakan bahwa apabila anak Adam meninggal maka putuslah seluruh amal ibadahnya kecuali tiga perkara, salah satunya adalah anak yang
shaleh, yaitu anak yang mendo`akan orang tuanya untuk meminta ampun kepada Allah atas segala dosanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits dibawah ini :
قَا لَََ رَ سُوْلُ الله ُصَلي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِ ذَ ا مَا تَ إِ ْبنُ أَ دَ مَ إِ نْ قَطَعَ عَمَلَهُ إِ لا مِنْ ثََلآ ثٍ صَدَ قَةٍ جَا رِ يَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صاَ لِحٍ يَدْ عُوْ لَهُ (روه البخاري مسلم)
Artinya : “Bersabda Rosululloh SAW Jika meninggal anak adam maka terputuslah (seluruh) amalannya kecuali tiga perkara yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, Anak sholeh yang senantiasa mendo’akan orang tuanya.[1]
Orang tua merupakan unsur yang pokok dalam rumah tangga yang memiliki tanggung jawab besar terhadap terlaksananya bimbingan keagamaan di dalam keluarganya, hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT Surat At-Tahrim ayat 6 yaitu :
يأَيُّهَاالَّذِينَ اَمَنُوْا قُوْا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَاراً ( التحريم 6)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.7
Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW, yaitu :
َقالَ رَسَولُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيهِ وَسَلَمَ : مُرُوا أولاَدَََُ كُم بِالصَلاَةِ اِذَا بَلَغُوا سَبعًا وَاضرِبُوهُم عَلَيهَا اِذَا بَلَغُوا عَشرًا وَفرِقوا بَينَهُم فىِ المَضَاجِعِ (رواه احمد وأبو داود و الحاكم وقال صحيح على شرط مسلم)
Artinya : Telah bersabda Rasulullah SAW: perintahkanlah anak-anakmu untuk melakukan shalat bila sudah usia 7 tahun dan pukullah mereka jika tidak melaksanakan shalat pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidurnya. (H.R. Abu Daud) 8
Melalui ayat Al-Qur`an dan Hadits di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada orang tua untuk dapat bertanggung jawab terhadap keselamatan keluarganya dari siksa api neraka.
Untuk meraih dan mewujudkan keselamatan di atas, sudah barang tentu orang tua harus memberikan bimbingan, arahan, dan pendidikan kepada anak-anaknya agar terbentuk anak yang mempunyai kepribadian dan berakhlak mulia.
b. Tujuan Bimbingan
Adapun tujuan bimbingan dalam Islam adalah untuk memberikan keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat. (QAt-Tahrim :6).
يأَيُهَاالذِينَ امَنُوا قُوا أَنفُسَكُم وَأهلِيكُم نَاراً ( التحريم: ٦)
Menurut Ai`syah Dachlan, tujuan bimbingan agama Islam adalah sebagai berikut :
1. Supaya mengenal Tuhan (Allah) dan beriman kepada-Nya serta beramal shaleh, untuk ini diajarkan ilmu pengetahuan yang menyangkut iman kepada Allah, Rasul, shalat, puasa dan lain-lain, diajarkan juga apa yang wajib dikerjakan dan apapula yang harus ditinggalkan.
2 (membentuk) akhlak : tugas utama adalah membimbing dan mendidik anak supaya berakhlak mulya dan berbudi pekerti luhur, pandai hidup bermasyarakat, tolong menolong, berlaku adil, berkasih sayang antar sesama, dapat memelihara diri dari segala perbuatan tercela, mencintai tanah air, bangsa dan agama.
1. Menjaga kesehatan dan kebersihan dan lain-lain yang menyangkut dengan keindahan dan keterampilan diri pribadi, lingkungan serta tempat tinggal.
2. Dapat berdiri sendiri. Hidup banyak menghendaki kebutuhan, maka orang tua harus mendidik remaja supaya kelak dapat berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya, tidak mengganggu orang lain, harus dapat menguasai suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.9
Untuk mewujudkan dan mencapai tujuan-tujuan di atas, orang tua harus mengenalkan ajaran agama pada remaja yang dimulai sejak dini, seperti mengenalkan ketuhanan (Tauhid) dan bentuk-bentuk perbuatan yang baik untuk dilakukan dan yang tidak baik untuk dilakukan. Sehingga dengan diberikannya bimbingan yang serius dan kontinyu, maka besar harapan para remaja untuk melakukan apa yang telah mereka ketahui tentang nilai-nilai yang terkandung dalam agamanya.
[1] Imam Nawawi, Tarjamah Riyadus Sholihin, Jilid I Cetakan Ke III, Pustaka Amani, Jakarta, 1996, Hlm 251.
7 Depag RI, Alqur`an dan Terjemahnya, Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm. 951.
8 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Al-Ma`arif , Bandung, 1973, hlm. 222