JENIS MEDIA DAN KARAKTERISTIKNYA
A. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang paling
sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal harganya. Ada
media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang diproduksi pabrik.
Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk
keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya
tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.
Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan
adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga sekolah yang
telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model, overhead projektor
(OHP) dan obyek‑obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video,
VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang
digunakan meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
Meskipun demikian, sebagai seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa
jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita
untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy
Bretz (1971), misalnya, mengidentifikasi jenis‑jenis media berdasarkan tiga
unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut,
Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2)
media cetak, (3) media visual diam, (4) media visual gerak, (5) media audio
semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media
audio visual gerak.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan
sebagai berikut:
No.
|
Golongan Media
|
Contoh dalam Pembelajaran
|
1.
|
Audio
|
Kaset audio, siaran radio,
CID, telepon
|
2.
|
Cetak
|
Buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet, gambar
|
3.
|
Audio cetak
|
Kaset audio
yang dilengkapi bahan tertulis
|
4.
|
Proyeksi
visual diam
|
Overhead transparansi
(OHT), film bingkai (slide)
|
5.
|
Proyeksi audio
visual diam
|
Film bingkai
(slide) bersuara.
|
6.
|
Visual gerak
|
Film bisu
|
7.
|
Audio visual gerak
|
Film gerak bersuara, video NCD, televisi
|
8.
|
Obyek fisik
|
Benda nyata, model, spesimen
|
9.
|
Manusia dan lingkungan
|
Guru, pustakawan, laboran
|
10.
|
Komputer
|
CAI (pembelajaran berbantuan
komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)
|
Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya
suatu media. Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua golongan yaitu:
media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media sederhana
dan murah). Termasuk media besar misalnya: film, televise, dan video NCD,
sedangkan yang termasuk media kecil misalnya: slide, audio, transparansi, dan
teks. Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu
media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok (liputannya seluas
ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan). Termasuk media
masal adalah radio dan televisi. Termasuk media kelompok adalah: kaset audio,
video, OHP, dan slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku
teks, telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).
Sebagian ahli lain mengelompokkan media berdasarkan pada tingkat teknologi
yang digunakan, mulai dari media dengan teknologi rendah hingga yang
menggunakan teknologi tinggi. Jika media digolongkan atas dasar tingkat teknologi yang
digunakan, maka penggolongan media sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Media tertentu akan dapat mengalami perubahan dalam penggolongannya.
Misalnya, pada tahun 1950‑an, media televisi dikategorikan media paling tinggi.
Tetapi kemudian pada tahun 1970‑an kategori tersebut bergeser dengan hadirnya
media komputer. Pada masa tersebut, komputer digolongkan pada media dengan
teknologi yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini media komputer tergeser
kedudukannya dengan adanya program computer
conferencing melalui internet. Kondisi seperti ini akan terus berlangsung
sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana
sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang
diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis komputer,
dan (6) multi media kit.
Dari beberapa pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat bahwa
hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek,
khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas
bermacam-macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli
lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama
yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya.
Sebagai seorang guru, sebaiknya Anda mengikuti perkembangan teknologi
khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak kita
dapat lebih mengenalnya. Beberapa jenis media tentu pernah Anda gunakan,
beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah Anda kenal meskipun belum pernah
menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis media mana yang akan kita gunakan,
sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
B. Karakteristik Media
Setiap jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang
berbeda‑beda satu sama lain. Masing‑masing media tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan. Tidak semua jenis media yang disebutkan di atas akan dibahas di
sini. Untuk mempermudah pembahasan, kita akan menggunakan pengelompokkan media
seperti yang dikemukakan oleh Henich. Namun karena pertimbangan praktis, maka
jenis media yang akan dibahas di sini hanya dipilih beberapa media yang biasa
digunakan dalam pembelajaran.
1. Media yang tidak diproyeksikan
Kelompok media
ini sering disebut sebagai media pameran (displayed
media). Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain; realia, model,
dan grafis. Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana
yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik. Walaupun demikian media ini
sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran
menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
(a). Media
realia
Media realia adalah benda nyata yang
digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak
harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan
cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya.
Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya,
tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi
lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam
keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan
dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama
bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya
untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun
binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga
dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia bisa berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid).
Cara potongan (cutaways) adalah
benda sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya
diambil sebagian saja yang dianggap penting dan dapat mewakili aslinya.
Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja. Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa
dikurangi sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari
sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan
hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk
diamati di dalam kelas. Pameran (exhibit)
menampilkan benda‑benda tertentu yang dirancang seolah‑olah berada dalam lingkungan
atau situasi aslinya. Misalnya senjata‑senjata kuno yang masih asli ditata dan
dipajang seolah‑olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.
Secara teori, penggunaan media realia ini banyak kelebihannya, misalnya
dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak
benda‑benda nyata yang tidak mudah dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang
disebabkan oleh keterbatasan‑keterbatasan tertentu. Oleh karena itu perlu ada
jenis media lain sebagai penggantinya, seperti dijelaskan berikut ini.
(b). Media model
Media model diartikan sebagai benda
tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari
benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model
suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama
dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap
seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri
yang penting. Contoh model adalah: candi borobudur, pesawat terbang atau tugu
monas yang dibuat dalam bentuk mini.
(c). Media
grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat
simbol‑simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang
mudah terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak
konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan
kata kata verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata".
Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau media
visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip‑prinsip umum.
Sebagai salah satu media visual, grafis harus diusahakan memenuhi ketentuan‑ketentuan
agar menghasilkan visual yang komunikatif. Untuk lebih mudah diingat, ketentuan
tersebut dinyatakan dalam akronim "VISUALS" (singkatan dari Visible,
Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan Structured). Secara
singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Visible berarti mudah dilihat oleh
seluruh sasaran didik yang akan memanfaatkan media yang kita buat. Interesting artinya menarik, tidak
monoton dan fidak membosankan. Simple
artinya sederhana, singkat, dan tidak berlebihan. Useful maksudnya adalah visual yang ditampilkan harus dipilih yang
benar-benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu
banyak yang sebenamya kurang penting. Accurate
artinya isinva harus benar dan tepat sasaran. Jika pesan yang dikemas dalam
media visual salah, maka dampak buruknya akan sulit terhapus dari ingatan
siswa. Legitimate adalah bahwa visual
yang ditampilkan harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual yang tidak logis
atau tidak lazim akan dianggap janggal oleh anak. Structured maksudnya visual harus terstruktur atau tersusun dengan
baik, sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan,
diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa
diantara jenis grafis tersebut.
1).
Gambar/foto
Gambar/foto
adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar/foto sifatnya
universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Beberapa
kelebihan media gambar/foto antara lain:
• sifatnya konkrit
• dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
• harganya relatif murah serta mudah dibuat dan
digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Selain
kelebihan, gambar/foto juga memiliki kelemahan, antara lain:
• hanya menekankan pada
persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa.
• jika gambar terlalu kompleks, akan kurang
efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Agar lebih
bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya memenuhi persyaratan
berikut :
• otentik, artinya
dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung
• sederhana, artinya harus menunjukkan dengan
jelas bagian‑bagian pokok dari gambar tersebut
• ukurannya
proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar. Caranya antara
lain dengan mensejajarkan gambar/foto tersebut dengan benda lain yang sudah
dikenal siswa. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
2). Sketsa
Sketsa adalah
gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian‑bagian pokoknya
tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan
verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru, karena
itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu-satunya hambatan yang
sering dikemukakan adalah guru tidak bisa menggambar. Padahal setiap orang
pasti memiliki kemampuan dasar mengganbar, dan itu sudah cukup sebagai modal
membuat sketsa untuk memperjelas sajian kita.
3). Diagram/skema
Diagram/skema
merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis‑garis dan simbol‑simbol. Diagram
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Diagram
menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat‑sifat proses yang
ada di sana. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen
dan mekanisme kerja peralatan tertentu. Misalnya kalau kita membeli peralatan
elektronik, biasanya disertai sebuah diagram mengenai komponen alat tersebut, fungsi,
dan cara pengoperasian. Jika digunakan dalam pembelajaran, diagram bisa
menyederhanakan sesuatu yang kompleks sehingga dapat membantu memperjelas
penyajian guru. Kelebihannya diagram dapat menyajikan materi yang luas dan
kompleks menjadi lebih padat dan sederhana. Namun untuk bisa memahami diagram,
siswa harus memiliki atar belakang tentang materi yang didiagramkan. Diagram
yang baik haruslah:
• benar datanya
• rapi
• diberi judul dan penjelasan seperlunya
• ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh siswa
dalam jumlah yang diinginkan
• penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca
yang umum (dari kiri ke kanan).
4). Bagan/chart
Fungsi
bagan/chart yang pokok adalah menyajikan ide‑ide atau konsep yang sulit
sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan butir‑butir penting dari
suatu penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis yang lain
seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal. Agar menjadi media yang
baik, bagan hendaknya dibuat:
• secara sederhana
• lugas
• tidak
berbelit‑belit
• up to date.
Ada beberapa macam bentuk bagan, yaitu: bagan pohon, bagan arus dan bagan
garis waktu. Bagan pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat, komposisi
atau hubungan antar kelas (strata). Contoh bagan pohon yang paling mudah
ditemukan di sekolah adalah bagan tentang struktur organisasi OSIS. Bagan arus
untuk menggambarkan hubungan atau langkah‑langkah suatu kegiatan. Sedangkan
bagan garis waktu untuk menggambarkan hubungan antara peristiwa dengan waktu
secara kronologis.
5). Grafik
Grafik
merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk
menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan.
Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data
komparatif. Ada beberapa. bentuk grafik, antara lain: grafik garis, grafik
batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar. Beberapa kelebihan grafik dalam
pembelajaran antara lain:
• memungkinkan kita mengadakan analisis,
penafsiran dan perbandingan antar data‑data yang disajikan, baik dalam ukuran, jumlah,
pertumbuhan, maupun arah tertentu
• bermanfaat untuk
mempelajari hubungan kuantitatif antar beberapa data
• penyajian pesannya cepat, jelas, menarik,
ringkas, dan logis.
Semakin rumit
data yang akan disajikan akan semakin efektif bila disajikan melalui grafik.
Grafik yang baik haruslah:
• jelas untuk
dilihat dan dibaca siswa
• hanya menyajikan satu ide/pokok masalah
• menggunakann
warna‑warna kontras dan harmonis
• dibuat secara
ringkas dan diberikan judul
• sederhana,
menarik, teliti dan mampu "berbicara sendiri" (begitu siswa membaca,
langsung mengerti maksudnya).
2. Media yang diproyeksikan
(a). Transparansi
OHP
Berbeda dengan
media‑media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat penyaji, transparansi
OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Media ini terdiri
dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware). Perangkat
lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP (overhead projector). Beberapa kelebihan
media transparansi OHP adalah:
• tidak memerlukan
ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa dapat berjalan seperti biasa
• praktis, dapat
dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dan bisa disajikan tanpa
layar khusus (dapat langsung ke dinding kelas)
• memberi
kemungkinan siswa mencatat informasi yang ditayangkan
• bisa disajikan
dengan berbagai variasi yang menarik sehingga tidak membosankan
• transparansi
dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand out
• dapat dipakai
guru sebagai pointer (pokok‑pokok
materi)
• dapat dipakai
berulang‑ulang
• guru dapat
mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang akan disajikan
• guru bebas
mengatur waktu, kecepatan, dan teknik penyajiannya
• mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah, atau
dikurangi serta mudah pengoperasiannya
• visual yang disajikan jauh lebih
menarik dibandingkan kalau hanya digambar di papan tulis
• guru dapat
bertatap muka (tidak perlu membelakangi siswa) sambil menggunakan OHP
• lebih bersih dan
sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur dan papan tulis
Meskipun banyak
kelebihannya media ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:
• tergantung pada adanya aliran
listrik
• urutan
penyajianya mudah kacau jika sebelumnya tidak dipersiapkan secara sistematis
• bagi
sekolah‑sekolah tertentu, pengadaan peralatannya masih dirasakan mahal
• bila rusak, misalnya lampunya
putus, suku cadangnya sulit diperoleh, khususnya untuk sekolah yang jauh dari kota besar
• untuk
jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa kemana-mana.
Oleh karena
media OHP ini sudah banyak dimiliki dan digunakan oleh banyak sekolah, maka
pemanfaatan media ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian akhir modul ini.
(b). Film
Bingkai/slide
Film bingkai/slide
adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran 35 mm. Dalam satu paket
program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain.
Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film bingkai sangat bervariasi,
tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk menayangkan
setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang dilengkapi dengan
paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa menyajikan suara. Film
bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara atau slide
suara. Dalam beberapa hal, manfaat film bingkai ini sebenarnya hampir sama
dengan transparansi OHP, hanya saja kualitas visual yang dihasilkan jauh lebih
bagus. Dengan demikian potensi dan kelebihan yang ada pada transparansi OHP
juga dimiliki oleh film bingkai. Kelemahan media ini dibandingkan OHP adalah
biaya produksi dan peralatannya lebih mahal. Pengoperasiannya juga kurang
praktis. Untuk
menyajikan film bingkai ini diperlukan alat yang disebut proyektor slide. Karena
faktor kemahalan dan kurang praktis tersebut, maka penggunaan media ini kurang
populer di sekolah. Apalagi saat ini sudah ada program komputer yaitu Power Point yang lebih murah dan lebih
praktis penggunaannya.
3. Media Audio
Media audio
yang dibahas di sini khusus kaset audio karena media inilah yang paling sering
digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah
memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Program kaset audio merupakan sumber
yang cukup ekonomis karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawatan
cukup murah. Beberapa kelebihan program audio adalah:
• materi
pelajaran yang sudah terekam tak akan berubah, jika diperlukan bisa digandakan berkali‑kali sesuai jumlah yang dibutuhkan.
• untuk jumlah sasaran yang banyak, biaya
produksi dan penggandaannya relatif murah
• jika diperlukan, rekaman dapat dihapus dan
kasetnya masih dapat dipergunakan
• peralatan penyajinya (tape recorder) juga
termasuk murah bila dibandingkan dengan peralatan audio visual lainnya
• pengoperasian dan perawatannya juga mudah,
tempat perbaikannya mudah ditemukan di sekitar sekolah
• program kaset audio
dapat menyajikan kegiatan, materi pelajaran dan sumber belajar yang berasal
dari luar kelas/sekolah seperti: hasil wawancara, rekaman peristiwa, dan
dokumentasi sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Program audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran
yang bersifat auditif, seperti pelajaran bahasa asing dan seni suara. Program
audio mampu menciptakan suasana yang imajinatif dan membangkitkan sentuhan
emosional bagi siswa. Dalam pelajaran sejarah misalnya, kita tidak mungkin
memperoleh suara asli patih Gajahmada. Melalui program audio, secara imajinatif
kita bisa menghadirkan suara tokoh Gajahmada yang gagah berani dan patriotik.
Program ini bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan‑pesan afektif
kepada siswa sehingga memberikan kesan mendalam di hati siswa. Adapun
kelemahannya adalah:
• daya jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan
secara masal (kecuali disiarkan melalui radio)
• jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali
pakai, maka biaya produksi manjadi mahal
• cenderung verbalistik
karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit dipergunakan
untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek, dan eksak.
4. Media video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual.
Jenis media audio visual lain misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di
sini hanyalah media video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media
video. Biaya produksi dan perawatan video juga lebih murah. dibandingkan film.
Pengoperasianyapun jauh lebih praktis. Sehingga tak heran bila media video saat
ini lebih populer dan diminati dibandingkan media film. Oleh sebab itu saat ini
media video telah banyak diproduksi untuk keperluan pembelajaran.
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran di sekolah bukan lagi sesuatu
yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program
video pembelajaran di sekolah. Media video memiliki banyak kelebihan dibanding OHP, slide,
dan audio. Sebagai media audio visual, video dapat menampilkan suara, gambar,
dan gerakan, sekaligus. Sehingga media ini efektif untuk menyajikan berbagai
topik pelajaran yang sulit disampaikan melalui informasi verbal.
Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak siswa
melanglang buana walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek‑obyek yang
terlalu kecil, terlalu besar atau obyek langka dan berbahaya dapat dihadirkan
ke ruang kelas. Bahkan video dapat menghadirkan obyek yang hanya ada di lain
benua dan luar angkasa. Singkatnya, media ini mampu "membawa dunia ke
dalam kelas" .
Pesan yang dapat disajikan melalui video dapat bersifat fakta (obyek,
kejadian, atau informasi nyata), dapat pula bersifat fiktif. Pada mata
pelajaran yang banyak mempelajari keterampilan motorik, media video sangat
diperlukan. Dengan kemampuanya untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), maka media ini akan
memudahkan siswa mempelajari prosedur gerakan tertentu secara lebih rinci dan
jelas.
Sekarang, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD (video compact disc).
Beberapa tahun lalu, media ini masih dianggap terlalu mahal untuk digunakan di
sekolah. Tetapi saat ini harganya sudah terjangkau oleh masyarakat hingga ke
lapisan bawah. Harga satu keping VCD hampir sama dengan kaset audio. Dengan
demikian, media video ini layak kita jadikan sebagai salah satu pilihan untuk
dimanfaatkan secara. maksimal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Meskipun demikian, akhir-akhir ini kehebatan program video masih
terkalahkan oleh program pembelajaran berbantuan komputer. Media komputer
memiliki hampir semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan
secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan
internet dapat memberikan keleluasan belajar menembus ruang dan waktu serta
menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas. Oleh karena itu media
komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multimedia.
Pada modul ini media komputer memang tidak kita bahas lebih jauh lagi.
Sebab untuk membahasnya diperlukan kondisi yang lebih khusus. Namun tidak lama
lagi, setiap kali membahas media pembelajan, media ini mau tak mau akan menjadi
media yang harus kita bahas lebih mendalam. Tidak lama lagi penggunaan media
komputer dalam pembelajaran diperkirakan semakin mendesak. Perkembangan media
pembelajaran memang akan terus berlanjut, seiring dengan pesatnya kemajuan
iptek terutama bidang tekologi komunikasi dan informasi. Untuk itu sebagai
pendidik, kita perlu mengikuti perkembamgan itu.
Sumber :
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS KEAGAMAAN TAHUN 2006
Disusun Oleh: Drs.
Didang Setiawan
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA BADAN
LITBANG AGAMA DAN LITBANG KEAGAMAAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TENAGA TEKNIS KEAGAMAAN JAKARTA
untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat
terimakasih informasinya
BalasHapusModel pembelajaran
Sangat" membantu.... terus berkarya
BalasHapus