KEDISIPLINAN BELAJAR
Disiplin adalah "sifat bertanggung jawab dari anak terhadap
peraturan-peraturan di sekolah dengan sendirinya, jika setiap individu berdisiplin
maka tata tertib di sekolah akan terwujud".
Adapun
tujuan disiplin pada peserta didik yaitu
“untuk menolong anak dalam
memperoleh keseimbangan antara kebutuhannya untuk berdikari dan penghargaan
terhadap hak-hak orang lain”.[1]
Disiplin
adalah merupakan faktor yang penting dalam diri seseorang, disiplin juga
merupakan kepribadian yang baik yang bias membentuk watak individu. Disiplin di
sekolah bukan suatu usaha untuk membuat anak menahan tingkah laku yang tidak
diterima di sekolah, melainkan suatu usaha untuk memperkenalkan cara atau
memberikan pengalaman, yang akhirnya membawa anak kepada pemilikan suatu disiplin
dari dalam.
apabila orang tua di rumah, maupun
pendidikan di sekolah mengetahui jika sesuatu lembaga atau instansi pendidikan
hendaknya berjalan dengan lancar dan memenuhi fungsinya, maka perlu diadakan
batas-batas tertentu atau tata tertib yang tidak boleh dilanggar oleh
anggota-anggotanya atau oleh peserta
didik.
Kriteria Kedisiplinan
Disiplin
merupakan sebuah titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak ada
keserasian, ketenteraman dalam belajar dan hasil belajar pun bisa berkurang
atau tidak efektif. Masalah-masalah sedisiplin sebenarnya biasa di atasi
apabila kita meninggalkan kebiasaan yang buruk, tercela dan tidak terpuji,
mengambil sikap konsekuen terhadap ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan
berdasarkan tanggung jawab.
Kedisiplinan
sangat erat hubungannya dengan sikap kepribadian atau sikap seseorang yang
sudah tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengetahui kriteria
kedisiplinan, ada beberapa sifat positif di tinjau dari segi psikologis,
sifat-sifat tersebut antara lain :
1.
Pintar, terampil, rapi, sikap
bekerja setiap waktu.
2.
Jujur, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain tanpa disumpah, diawasi, oleh satpam, hansip atau
polisi, tidak akan menggunakan kreativitas untuk menipu, mencuri, atau memeras.
3.
Memiliki disiplin pribadi. Tidak
perlu diatur oleh siapa pun tetap bertindak teratur dan tepat, tidak perlu
diancam dengan hukuman, selalu patuh pada ketentuan yang berlaku.
4.
Sadar tentang batas kemampuan dan
batas kemampuan pribadi menjadi "The righ man in the rgh place,"
tidak perlu dibacking, atau amplop di bawah meja, bias mendapatkan pekerjaan
sendiri.
5.
Mempunyai rasa kehormatan diri,
merasa dan mengetahui serta bertanggung jawab untuk tiap tingkah laku, tidak pernah
berjanji hanya untuk kesukaran, dan tiap perkataan di pertimbangkan konsekuensinya.[2]
Kelima sifat di atas dapatlah di tarik
suatu kesimpulan tentang kriteria kedisiplinan yaitu : selalu siap untuk
menjalankan tugas sebagai mana mestinya, bersikap jujur, tekun dan rajin,
selalu hidup teratur dan tepat dalam menjalankan tugas, bertanggung jawab dan
konsekuen serta mandiri.
Dalam kaitannya dengan sistem pendidikan
yang ada selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang dilakukan siswa
dalam lingkungan sekolah, hal ini merupakan tanggung jawab seorang guru untuk
membina dan membimbing murid-murid agar mempunyai sifat disiplin.
Akan
tetapi memang banyak pendapat-pendapat yang bertentangan menyangkut penghukuman
terhadap murid yang mulai berkurang dan mengambil alternatif-alternatif lain
yang dianggap lebih baik dan di mengerti oleh murid-murid, walaupun terkadang
tidak semua murid mengerti dan peduli.
Untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut seorang guru di Bantu beserta setiap
lainnya dituntut untuk menghidupkan suasana kerja keras dan disiplin seperti :
mulai masuk lingkungan sekolah, masuk ke dalam kelas, istirahat dan sebagainya.
Hidup
teratur, mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif, akan menjadikan
seorang mampu disiplin tanpa harus di atur, dapat memilih pekerjaan yang
mestinya ia kerjakan terlebih dahulu sehingga ia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat dan benar.
Faktor-faktor yang Membentuk
Kedisiplinan
Sebagaimana
yang lainnya, disiplin juga memerlukan proses dan pembinaan secara terus
menerus hingga terbiasa. Jika telah terbiasa maka disiplin tidaklah merupakan
hal yang berat melainkan suatu kebutuhan yang hakiki.
Untuk
membentuk kedisiplinan tidaklah mudah, tetapi suatu pekerjaan berat, untuk itu perlu diketahui ada beberapa
faktor yang dapat membentuk kepribadian disiplin, di antaranya adalah : faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri
individu, seperti pembawaan, watak dan kepribadian. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti faktor keluarga, sekolah
dan masyarakat. Selain dari kedua faktor di atas, faktor-faktor lainnya adalah pembawaan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan bimbingan”.[3]
Pembawaan
adalah sifat seseorang yang dibawa sejak lahir, pembawaan ini sering
diidentikan dengan sifat kedua orang tuanya. Pembawaan ini biasanya tumbuh dengan
sendirinya. Tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, sifat dari pembawaan ini
dapat kita lihat dari kepribadian dan tingkah lakunya dalam kehidupan
sehari-hari, sifat pembawaan ini ada
yang baik dan ada yang jelek yang selanjutnya tergantung pada perkembangan anak
itu sendiri. Faktor pembawaan ini perlu dikembangkan menuju ke arah
kepribadian.
Keluarga
adalah sebuah masyarakat kecil, yang biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Dalam keluarga inilah individu mengenal kehidupan sekaligus pertama mendapatkan
pendidikan. Orang tua adalah sebagai pendidik pertama adalah menjadi suri
tauladan bagi anak, apa yang dilakukan orang tuanya akan mudah ditiru oleh si anak,
terlepas dari baik dan buruk.
Sekolah adalah, "Adalah suatu lembaga
dengan organisasi yang tersusun rapi, segala aktivitas dilakukan dengan sengaja
yang disebut kurikulum". Di sekolah inilah seorang individu mengembangkan
pendidikannya yang telah diterimanya dalam keluarga. Dalam sekolah inilah
biasanya terlihat jelas bakat-bakat dan sifat anak, yang selanjutnya memerlukan
bimbingan dari seorang pendidik.
Lingkungan masyarakat adalah tempat
di mana seorang berada, bercampur baur dengan orang lain yang sifatnya sangat
majemuk dan kompleks. Pengaruh dalam masyarakat
ini biasanya paling dominan dibanding dengan lingkungan lainnya karena seorang
individu lebih banyak berada dalam lingkungan ini dan tidak sedikit banyak anak
yang terpengaruh oleh hal-hal yang kurang baik yang ada dalam lingkungan
tersebut.
Bimbingan
adalah termasuk sarana dan rangkaian usaha pendidikan, membimbing, dalam hal
ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik ke dalam perkembangan
dengan jalan memberikan dukungan dan arahan sesuai dengan pendidikan itu
sendiri.
Bimbingan
ini biasanya dapat dilakukan oleh seorang guru, di mana guru sebagai seorang
pendidik harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun ke arah perbaikan sesuai
dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik tersebut sesuai
dengan yang diharapkan, termasuk dalam hal ini adalah yang paling penting ikut
memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang terjadi terhadap diri siswa.
Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada
diri siswa itu sendiri, baik perkembangan fisik maupun mental. Adapun tujuan
bimbingan adalah :
1.
Membimbing agar anak didik dapat
berdiri sendiri
2.
Membimbing agar makin memiliki
kepribadian yang sehat dan mampu menempatkan diri di tempat yang tepat.
Dari
tujuan bimbingan tersebut, jelaslah bahwa bimbingan sangat diperlukan bagi
setiap siswa, tanpa bimbingan sulit seorang siswa untuk perkembangan ke arah yang
positif.
Dalam
meningkatkan kedisiplinan Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya yaitu :
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Q.S Al-Ashr: 1-3)
Disiplin
waktu, bekerja, belajar dan sebaginya akan menjadikan mudah untuk mencapai
cita-citanya, karena dengan disiplin ia akan bertindak dan berbuat semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan itu. Sikap disiplin perlu ditanamkan dan dilaksanakan
kapan dan di manapun, sekolah, di kantor, di rumah, dan di mana saja.
Disiplin
juga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat sesuai dengan harapan dan prosedur
dan harapan yang ada. Disiplin sangat perlu untuk diterapkan
di sekolah, peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah harus ditaati oleh
seluruh siswa, demi terlaksananya proses belajar mengajar yang tertib serasi
dan tentram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar