alat pendidikan islam



TUJUAN DAN ALAT PENDIDIKAN ISLAM

Sistem pendidikan Islam terjalin secara inheren; tidak ada pertentangan antar komponennya. Alat berhubungan secara organis dengan tujuan: hukum yang berlaku padanya mengikuti hukum yang berlaku pada tujuan. Apabila suatu tujuan bernilai wajib, dan apabila tujuan itu tidak bisa dicapai tanpa suatu alat, maka alat itu bernilai wajib pula untuk digunakan. Kaidah ushul fiqih menyatakan:
مَا لاَ يَتِمُّ اْلوَاجِبُ ِالاَ بِهِ فَهُوِ وَاجِبٌ

Dalam pendidikan Islam, tujuan bernilai suci. Berdasarkan prinsip inherensi, maka alat yang digunakan untuk mencapainya hendaknya bernilai suci pula. Kaidah ushul fiqih menyatakan:

ِللْوَسَائِلِ حُكْمُ اْلمَقَاصِد
Alat mempunyai nilai yang sejalan dengan nilai tujuan.

Untuk menanamkan keimanan dan menyeru ke jalan Allah, umpamanya, penggunaan paksaan dan kekerasan sebagai alat tidak dibenarkan. Hal itu bertentangan dengan prinsip yang dinyatakan Allah di dalam firman-Nya, "Tidak ada paksaan dalam beragama" (Q.S. al-Baqarah/2:256) dan "Panggillah-ke jalan Tuhanmu dengan ' hikmah dan ajaran yang baik." (Q.s. al-Nahl16:12,5). Demikian pula, untuk mengembangkan perasaan seni pada pelajar tidak boleh digunakan musik, nyanyian, dan gambar-gambar cabul yang kegila-gilaan. Prinsip ini berbeda dengan pandangan yang mengatakan bahwa tujuan menghalalkan segala cara.
Suatu contoh dapat di kemukakan bahwa Nabi SAW Tidak menggunakan kata-kata vulgar (kasar) atau tidak senonoh ketika menerangkan cara wanita bersuci dari haid. Dalam hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari di kemukakan sebagai berikut:
عَنْ عَائِسَةَ أَنَّ امْرَأةً سَأَلتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ غُسْلِهَا مِنَ اْلمَحِيْضِ فَأَمَرَهَا كَيْفَ تَغْتَسِلُ قَالَ "خُذِيْ فُرْصَةً مِن مِسْكٍ فَتَطَهِّرِي بِهَا." قَالَتْ : كَيْفَ أَتَطَهَّرُ؟ قَالَ : تَطَهِّرِي بِهَا. قَالَتْ: كَيْفَ؟ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ تَطَهِّرِي. فَاجْتَبَذْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ تَبْتَغِيْ بِهَا أَثَرَ االدَّمِّ.
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi SAW tentang
    cara ia bersuci dari haid; lalu, beliau menyuruhnya bagaimana ia bersuci. Beliau
   bersabda: “Ambillah sedikit kapas yang dibubuhi wewangian, kemudian bersuhulah
   dengannya.” Wanita itu bertanya: Bagaimana saya bersuci”? beliau menjawab,
 “bersucilah dengannya.” Wanita itu bertanya lagi, “Bagaimana?” beliau bersabda
   heran: “Maha suci Allah SWT bersucilah”, kemudian aku (Aisyah) menarik wanita itu
   dan kukatakan kepadanya, “bersihkan tempat darah itu dengannya.”
           
            Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa di lihat dari fungsinya, alat-alat pendidikan di bagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan sebagai tujuan.
1.      Alat sebagai perlengkapan. Keberadaan alat ini tidak mutlak. Artinya, tanpa perlengkapan ini pun, masih bisa tercapai
2.      Alat sebagai pembantu mempermudah usaha tujuan. Di tinjau dari pandangan yang lebih dinamis, alat merupakan pembantu untuk mempermudah terlaksananya proses nampaknya lain


.untuk melengkapi perpustakaan makalah silahkan klik download dibawah ini
semoga bermanfaat