BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi
ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan,perasaan, pertanyaan dari
orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok la adalah proses interaksi antara
orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
peri laku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.
Unsur-unsur esensial suatu organisasi
melingkupi suatu maksud bersama, orang-orang yang bersedia membantu tercapainya
maksud itu, dan komunikasi. Tanpa komunikasi tiada maksud bersama akan difahami
dan diterima oleh semua anggota organisasi. Juga tak akan ada usaha yang
terkoordinasi dari mereka yang membantu tercapainya maksud itu. Jika komunikasi
di suatu organisasi berjalan sepenuhnya, maksud-maksud organisasi sangat mungkin
akan difahami oleh semua anggotanya, dan mereka akan cenderung untuk berbuat
dengan cara yang kooperatif dan terkoordinasi menuju pencapaian maksud-maksud itu.
Jika komunikasi tidak berjalan dengan semestinya, maksud-maksud mungkin tidak
akan difahami sama sekali dan orang akan cenderung untuk berbuat dengan cara
yang sedikit-banyak sewenang-wenang dan tak terkoordinasi.
Komunikasi
adalah sangat penting dalam menangani semua masalah yang muncul dalam setiap
jenis organisasi. la sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat
putusan yang rasional diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin
tentang alternatif-alternatif serta konsekuensi-konsekuensinya. Keterangan serupa
itu hanya bisa dibuat tersedia melalui komunikasi. Juga putusan yang telah
dibuat jitu kemudian disalurkan kepada fihak-fihak yang berkepentingan melalui
komunikasi. Demikian juga kekuatan-kekuatan merancang, mengorganisasi, mengkoordinasi,
dan menilai selalu bergantung kepada kualitas komunikasi.
Ada
sejumlah bukti yang menyarankan adanya hubungan positif antara semangat para
anggota dari suatu organisasi dengan system komunikasi yang memadai. Akan
tetapi, apakah semangat tinggi itu akibat atau sebab dari komunikasi yang baik
nampaknya tidak jelas. Adalah logis untuk percaya bahwa apabila para anggota
organisasi mempunyai kebebasan untuk bertanya dan kesempatan untuk menyumbangkan
pikiran, semangat mereka akan tinggi. Juga logis kiranya bahwa komunikasi akan
diperlancar bila autara anggota kelompok itu terdapat semangat yang tinggi.
Jika kelompok tidak bersatu dan memiliki semangat yang rendah aliran informasi
sangat mungkin akanterhalang, dan informasi itu sendiri mungkin diputarbalikkan
disebabkan kepentingan pribadi orang-orang. Sebaliknya, suasana ramah dan akrab
akan sangat membantu bagi komunikasi yang efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
PROSES
PENGELOLAAN IMFORMASI DISEKOLAH
Proses Komunikasi
Unsur-unsur
proses komunikasi. Proses komunikasi memerlukan tersedianya sejumlah unsur.
1. harus ada suatu sumber, yaitu seorang
komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide, atau informasi untuk
diberitahukan.
2. harus ada suatu maksud yang hendak dicapai,
yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata-kata perbuatan yang oleh komunikasi
diharapkan akan dicapai.
3. suatu
berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksudkan untuk membangkitkan respons di fi'hak orang-orang kepada siapa
berita itu ditujukan.
4. harus
ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. harus
ada penerima berita. Akhirnya, harus ada umpan- balik atau respons di pihak
penerima berita. Umpan-balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan diinterprestasikan dengan betui atau tidak.
Komunikasi:
proses tiga arah. Agar komunikasi bekerja efektif, administrator hendaknya
mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah ke bawah, ke atas, dan ke
samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain,
dan untuk menerima suatu respons jika itu diminta oleh komunikasi.
Komunikasi
ke bawah biasanya mengenai soal-soal kebijaksanaan, prosedur, instruksi atau
keterangan yang bersifat umum. la mungkin berjalan secara tatap muka, atau
dengan perantaraan tilpon, surat edaran, papan pengumuman, radio atau alat
lain. Arah aliran ke bawah serta berbagai tempat inti dalam sistem saluran
komunikasi dinyatakan pada peta organisasi. Praktek yang baik ialah jika
administrator menyampaikan informasi dan instruksi itu hanya kepada orang-orang
yang berada langsung di bawahnya, dan mengijinkan mereka untuk menerliskan
informasi dan instruksi itu kepada orang-orang yang berada langsung di bawah
mereka. Jika tidak, ia mungkin membiarkan para pembantunya dalam keadaan tak
tahu apa yang telah dikatakan kepada para bawahan mereka, dan hal ini niscaya
akan merusak tata tertib organisasi.
Dalam
sistem sekolah komunikasi ke atas berjalan dari guru kekepala sekolah ke kepala
kantor pendidikan ke menteri pendidikan. Komunikasi ke atas itu mempunyai arti
penting bagi semua anggota organisasi. la membantu administrator untuk
mengetahui apakah pikiran-pikiran yang telah disalurkan ke bawah itu diterima,
menggalakkan para anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga, dan memungkinkan
administrator untuk menghindarkan situasi-situasi sukar yang mungkin timbul. la
memungkinkan para anggota untuk mengembangkan rasa harga diri dan untuk
menyesuaikan diri dengan lebih baik kepada maksud-maksud sekolah dan
program-programnya. Agaknya tidak ada yang lebih fundamental dalam organisasi
yang baik daripada komunikasi ke atas di mana pikiran-pikiran bawahan diberi perhatian
yang segera dan simpatik dan diikuti oleh tindakan yang diperlukan. Celakanya
pada banyak organisasi, termasuk system sekolah, terdapat banyak sekali
rintangan-rintangan yang menghalangi komunikasi ke atas itu. Di antaranya ialah
isolasi diri administrator dari para pembantunya, garis-garis komunikasi yang
sangat panjang yang memperlambat dan sering mengubah berita, kurang tersedianya
cara-cara yang mudah untuk komunikasi ke atas, ketaksediaan administrator untuk
mendengar kritik atau berita buruk, dan pengalaman para anggota di masa lampau
yang tak menyenangkan dalam usaha mereka untuk berkomunikasi ke atas.
Komunikasi
ke atas yang memadai menuntut bahwa administrator hendaknya bersikap simpatik
dan reseptif terhadap kritik, jujur dalam usahanya untuk memahami pandangan
orang lain. Administrator hendaknya pendengar yang sabar dan obyektif, karena
ia tak mungkin tahu pendapat yang sesimgguhnya dari para anggota kecuali jika
ia dengan hati-hati menghindarkan pernyataan pendapat sendiri yang terlalu
dini. Lagi pula, sebagai hasil pendengarannya, administrator hendaknya siap untuk
mengambil tindakan bila pertimbangan obyektif tentang fakta-fakta dan
pandangan-pandangan menunjukkan bahwa suatu tindakan perlu diambil. Jika para
anggota organisasi diharapkan akan memperlihatkan kesiapan untuk berkomunikasi
ke atas, mereka harus merasa bahwa administrator menerima mereka sebagai
insan-insan berharga. Penerimaan seseorang serupa itu tidak berarti membenarkan
atau mencela perasaan, nilai, atau pandangan orang itu.
Dalam kebanyakan organisasi komunikasi
mengalir dengan mudah ke bawah, tapi ke atas hanya dengan sukar. Tekanan
terlalu kuat pada komunikasi ke bawah, seperti dilaporkan oleh sebuah studi,
bisa membawa pengaruh yang berlawanan. la mengurangi kesalahan-kesalahan dan
mengembangkan perasaan organisasi yang lebih besar, tapi ia juga menambah sikap
masa bodoh, kurang minat, dan semangat rendah1.Argyris2 melaporkan bahwa dalam
situasi organisasi yang "berpusat pada-pemimpin" para pengawas sangat
berhati-hati untuk melaporkan kepada manajer hanya apa yang mereka ketahui akan
disetujui olehnya. Manajer ingin mendengar bahwa segala sesuatu berjalan baik,
dan itulah pula yang dilaporkan oleh para pengawas. Penghalang-penghalang
dibangun terhadap setiap jenis informasi lain ke atas yang bisa membuat manajer
tak senang. Situasi serupa itu tidak asing dalam masyarakat kita. Laporan
"basa-basi" dan informasi "asal-bapa-senang", yang sering
disinyalir, bertalian dengan situasi organisasi yang"berorientasi-kepada-atasan''.
Komunikasi
mendatar adalah bentuk lain yang penting dari komunikasi organisasional. la
penting disebabkan memungkinkan penyebaran keterangan dan pikiran di kalangan
para anggota staf sendiri dan membantu menjalin mereka menjadi kelompok
profesional dan sosial yang berpadu. Dalam organisasi pendidikan adalah
terutama penting untuk membangun saluran-saluran komunikasi di antara guru-guru
yang mengajar di tingkat yang sama dan di antara mereka yang mengajarkan mata
pelajaran yang sama. Kepala sekolah hendaknya dapat berkomunikasi dengan mudah
dengan kepala sekolah lain, dan pengawas dengan pengawas lain. Komunikasi
menggalakkan aliran informasi dan pikiran di antara anggota-anggota yang
mempunyai kewajiban sama atau serupa, apakah mereka berada di gedung yang sama ataukah
di gedung yang berbeda. Komisi-komisi kerja yang terdiri dari guru-guru tingkat
pengajaran tertentu, guru-guru mata pelajaran tertentu, atau para kepala
sekolah jenis atau tingkat pendidikan tertentu adalah contoh-contoh penyediaan
formal bagi komunikasi mendatar. Majalah periodik tentang masalah mata
pelajaran tertentu, atau tentang masalah-masalah umum pengajaran di tingkat
sekolah tertentu, atau tentang masalah-masalah umum administrasi sekolah adalah
contoh-contoh bentuk komunikasi mendatar yang lain.
Komunikasi
Formal
Informasi,
semakin tinggi ia bergerak dalam organisasi, cenderung untuk menjadi semakin
abstrak. Dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bisa
dengan mudah menyelinap. Selanjutnya, biasanya orang ingin mendengar
laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering penyaluran informasi
yang diperindah atau dibiaskan. Karena itu, salah satu tanggung jawab yang paling
penting dari administrator, jika sekolah-sekolah yang ia pimpin 'hendak bekerja
efektif, ialah untuk membangun sistem komunikasi formal yang baik. la hendaknya
dibangun dengan teliti mengirigat maksud-maksud yang hendak dilayani. Struktur
komunikasi harus menjamin bahwa informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir
bebas ke semua arah yang diperlukan ke
atas, ke bawah, dan ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau
lebih ke dan dari setiap anggota personil sekolah adalah perlu. Saluran-saluran
itu hendaknya difahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis komunikasi
hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota
untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Ada banyak
sebab mengapa sistem komunikasi bisa berjalan tidak efektif. Sikap tak peduli
administrator terhadap masalah-masalah komunikasi, kegagalan untuk memahami
kekuatan-kekuatan psikologis yang mempengaruhi para anggota organisasi,
anggapan berdasarkan ke inginan saja bahwa pekerjaan akan selesai dengan
sekedar memerin-
tahkannya,
kecondongan untuk menolak kritik atau informasi yang tak menyenangkan, dan
penggunaan sistem informasi untuk kepentingan pribadi semata-mata adalah
beberapa contoh tentang sebab-sebab mengapa sistem komunikasi bisa tak berjalan
dengan baik. Untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik administrator perlu
memahami orang-orang dan kelompok-kelompok yang membentuk organisasi
pendidikan. Sebab, jika komunikasi hendak efektif, ia hendaknya sesuai dengan
hubungan-hubungan insani yang hadir. Tiada sistem komunikasi yang dapat
diharapkan akan bekerja baik kecuali jika iklim sistem sekolah menggalakkan
para anggota organisasi untuk bebas menyatakan perasaan dan pikiran mereka.
Kebijaksanaan "pintu terbuka" para administrator patut dipuji, tapi
dalam kebanyakan organisasi sekolah ini perlu dilengkapi dengan sejumlah
pendekatan masalah komunikasi yang lebih formal. Kelompok-kelompok pembuat kebijaksanaan
atau putusan, seperti dewan penasehat, konperensi kerja, dan berbagai komisi
adalah cara-cara yang telah terbukti efektif dalammemperlancar komunikas
Juga terdapat cukup banyak cara dan
prosedur komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh sistem sekolah. Di antaranya
adalah perkataan yang diucapkan, petunjuk tertulis, memorandum dan buletm.Buku
pegangan guru, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan peraturan-peraturan yang
diterbitkan, pernyataan-pernyataan tentang persyaratan pekerjaan semuanya berfaedah untuk pengembangan
pemahaman para anggota organisasi sekolah. Laporan tentang hasil-hasil
penelitian lapangan, hasil-hasil percobaan, dan banyak lagi macam laporan lain membantu
penyebaran informasi penting di kalangan para pengawas,kepala sekolah, dan
guru-guru.
Para
administrator dan personil sekolah lainnya semakin menyadai bahwa komisi,
konperensi, dan pertemuan guru memudahkan komunikasi. Sayang, nampaknya tidak
ada pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang bisa membantu
administrator dalam mengembangkan suatu sistem komunikasi yang optimal bagi
suatu lembaga pendidikan tertentu. Selalu ada masalah memilih prosedur atau
kombmasi prosedur-prosedur yang bisa disesuaikan dengan paling baik dengan orang-orang
yang membentuk lembaga itu dan dengan sifat informasi yang akan
dikomunikasikan.
Komunikasi Informal.
Sistem
komunikasi formal selalu dilengkapi dengan suatu jaringan komunikasi yang
informal. Yang terakhir didasarkan atas hubungan-hubungan pribadi dan sosial
para anggota, tidak atas kekuasaan dan kedudukan, walaupun ini tidak diabaikan
sama sekali. Organisasi informal berikut sistem komunikasinya lebih diarahkan
kepada tujuan-tujuan pribadi daripada kepada tujuan-tujuan organisasi. Karena
itu, system komunikasi informal mungkin sejalan atau mungkin juga tidak dengan sistem
komunikasi formal. Keselarasan antara kedua sistem itu tergantung pada betapa
tujuan-tujuan organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap para
anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin
sekali komunikasi informal melengkapi dan mendukung komunikasi formal. Bila
tidak, komunikasi informal bias menghalang-halangi bahkan menggantikan
komunikasi formal.
Dalam situasi paling menguntungkan,
sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting
yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan
persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Jika
administrator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia
akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap
organisasi dan masalah-masalahnya. Lagi pula komunikasi informal itu membawa
kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasional
yang sama. Dengan begitu, manajemen pada tahap tmggi tidak harus menangani
sendiri setiap masalah yang muncul. Ini memungkinkan saluran-saluran formal
terbuka bagi masalah-masala komunikasi yang lebih mendesak. Dalam situasi yang
paling buruk komunikasi informal bisa dipakai oleh para anggota untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi mereka sendiri, tidak untuk tujuan-tujuan organisasi . la menyebabkan
para anggota tidak menyampaikan berita yang berharga bagi teman-teman sekerja
dan para administrator, serta memupuk pembentukan kelompok-kelompok eksklusif
yang membawa kepada persaingan dan percekcokan di kalangan para anggota organisasi.
Suatu
bentuk berita khusus yang sering memakai salurankomunikasi informal ialah kabar
angin. Kabar angin biasanya mula-mula muncul di dalam kelompok kecil dengan
orang-orang yang mempunyai hubungan akrab. Seorang anggota kelompok itu mungkin
juga anggota kelompok informal lain dan menyampaikan berita itu kepada mereka.
Demikian kabar angin itu meluas ke lingkungan yang lebih jauh di antara orang
banyak dalam bentuk yang semakin berubah. Administrator biasanya mendengar
suatu kabar angin paling belakang, terlebih-lebih suatu kabar tentang dirinya.
Betapa kuat suatu kabar angin bertahan dalam suatu organisasi bergantung kepada
betapa ia melibat kepentingan para anggotanya. Administrator harus berusaha untuk
menutup saluran komunikasi yang membawa kabar angin. Ini tidak selalu bisa
dicapai dengan sekedar menyangkal kabar angin. Kabar angin adalah gejala
tentang adanya suatu "penyakit", dan penyakit diobati paling efektif
dengan memberantas sebab-sebabnya. Jika suatu kabar angin, misalnya, bersumber
pada kebutuhan yang sungguh-sungguh tentang kesejahteraan suatu kelompok, maka
administrator tidak akan berhasil memberantasnya hanya dengan menyangkal kabar
angin itu ia mesti berusaha untuk
memenuhi dorongan-dorongan yang menjadi penyebabnya.
Memajukan Efektivitas Komunikasi
Organisasional
Komunikasi
yang baik adalah perlu bagi kegiatan organisasi yang efektif. Komunikasi adalah
terutama penting bagi administrator yang mungkin menghabiskan sebagian besar
waktu bekerjanya dengan sesuatu jenis kegiatan komunikasi.
Sistem
komunikasi formal hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan
kondisi yang menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur
yang sesuai dengan maksud dan kondisi itu. Adalah penting bahwa sistem
komunikasi dipersiapkan untuk menyalurkan informasi dan pikiran dengan bebas ke
seluruh arah. Rancangan komunikasi
formal hendaknya menyumbang kepada ikiim administratif yang ramah dan permisif
dengan harapan ia akan memupuk suatu jaringan komunikasi informal yang akan memperkuat
sistem komunikasi formal.
organisasi,
administrator hendaknya melakukan setiap usaha yang mungkin untuk memajukan
suasana ramah, rukun, dan kooperatif dalam hubungan-hubungan langsung yang
formal di kalangan personil,supaya sistem komunikasi informal cenderung untuk
memperkuat, dan bukan merintangi perbuatan efisien dari organisasi. Juga administrato
hendaknya memperlihatkan sikap bersimpati dan mendukung kepada komunikasi
informal di lingkungan para anggota organisasinya.Tidak ada pemecahan yang
sederhana yang akan menjamin komunikasi organisasional berjalan efektif
disebabkan oleh kompleksnya proses komunikasi itu. Terlalu sering komunikasi
dalam organisasi dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya. Justru
memiliki pemahaman tentang kesulitan-kesulitan yang terlibat dalam komunikasi yang
efektif merupakan suatu langkah besar. Mengetahui proses komunikasi dan cara
bagaimana ia bisa didistorsikan (misalnya salah pengertian), kita bisa
mengambil tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinan distorsi itu.
Misalnya, umpan-balik hendaknya digalakkan sehingga sumbernya (komunikator)
akan mengetahui betapa akurat beritanya itu telah diterima. Ini terutama benar dalam organisasi di mana
komunikasi itu melibat beberapa tingkat.
BAB
III
KESIMPULAN
Banyak
cara dan prosedur komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh sistem sekolah. Di antaranya
adalah perkataan yang diucapkan, petunjuk tertulis, memorandum dan bulletin .Buku
pegangan guru, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan peraturan-peraturan yang
diterbitkan, pernyataan-pernyataan tentang persyaratan pekerjaan semuanya berfaedah untuk pengembangan
pemahaman para anggota organisasi sekolah. Laporan tentang hasil-hasil
penelitian lapangan, hasil-hasil percobaan, dan banyak lagi macam laporan lain membantu
penyebaran informasi penting di kalangan para pengawas,kepala sekolah, dan
guru-guru.
Sistem
komunikasi formal hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan
kondisi yang menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur
yang sesuai dengan maksud dan kondisi itu. Adalah penting bahwa sistem
komunikasi dipersiapkan untuk menyalurkan informasi dan pikiran dengan bebas ke
seluruh arah. Rancangan komunikasi
formal hendaknya menyumbang kepada ikLm administratif yang ramah dan permisif
dengan harapan ia akan memupuk suatu jaringan komunikasi informal yang akan memperkuat
sistem komunikasi formal.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana,Nana.2003.Teknologi
Pengajaran.Bandung:Sinar Bam
Aglensindo.
Buku
Pedoman Administrasi Sekolah Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar