KOMPONEN-KOMPONEN ANAK DIDIK
A.
Pengertian Anak Didik
Anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan
fitrahnya.
(H.
Marifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara 1991. hlm 144.)
Dalam
pandangan yang lebih modern, anak didik tidak hanya di anggap sebagai objek
atau sasaran pendidikan sebagaimana disebutkan. Melainkan juga harus
diperlakukan sebagai subjek pendidikan. Hal ini antara lain di lakukan dengan
cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah, dalam proses belajar mengajar.
Dalam bahasa Arab di kenal tiga
istilah yang sering di gunakan untuk menunjukkan pada anak kita, tiga istilah
anak tersebut adalah
- Murid : Orang yang menginginkan atau membutuhkan sesuatu.
- Tilmidz : Murid.
- Thalib Al Ilmi : yang menuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa
(Mahmud
Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Hida karya Agung, 1990 hlm.79)
Ketiga istilah tersebut seluruhnya
mengacu kepada seorang yang tengah menempuh pendidikan. Perbedaannya hanya
terletak pada penggunaannya pada sekolah dasar (SD) di gunakan istilah murid
atau timidz, sedangkan pada sekolah yang tingkatnya lebih tinggi seperti SLTP,
SLTA dan PT di gunakan istilah thalib al Ilmi.
Berdasarkan pengertian di atas maka
anak didik dapat di ankan bagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau
ilmu bimbingan dan pengarahan. Dalam pandangan islam hakikat ilmu berasal dari
Allah sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui belajar kepada guru
karena ilmu itu dari Allah maka membawa konsekuensi perlunya anak didik
mendekatkan diri pada Allah. Dalam hubungan ini muncullah normatif tentang
perlunya kesucian jiwa bagai seseorang yang sedang menuntut ilmu, karena ia
sedang mengharapkan ilmu yang merupakan anugerah Allah.
Ilmu pada hakikatnya adalah cahaya
dari Allah dan hal itu hanya di berikan kepada Hamba-Nya yang taat kepada-Nya.
Hal ini terkandung dalam surat An-Nuur :
Artinya : Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan
bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus,
yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu
seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia
kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nuur,24 : 35).
Pada ayat tersebut di atas dengan jelas dinyatakan bahwa
Allah dapat membimbing seseorang untuk mendapatkan cahaya-Nya itu jika dia
menghendakinya. Bertolak dari keyakinan bahwa ilmu itu datang dari Allah, maka
muncullah etika tentang pendekatan diri pada Allah yang harus dilakukan oleh
seorang anak didik yang ingin mendapatkan ilmu-Nya.
Selain memerlukan bantuan pendidik seorang anak didik yang
sedang belajar juga memerlukan kawan tempat mereka berbagi rasa dan belajar
bersama. Teman ini di yakini sangat besar pengaruhnya dalam kesuksesan belajar,
maka muncul pula etika atau akhlak yang harus di lakukan antar sesama pelajar
serta cara mencari kawan yang baik dan seterusnya.
B.
Kebutuhan Anak Didik
1.
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik meliputi kebutuhan biologis yaitu berupa
makanan, minuman, dan istirahat di mana hal ini menuntut anak didik untuk
memenuhinya karena hal itu sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.
2.
Kebutuhan Sosial
Yakni kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat
agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya
seperti teman-temannya, guru-gurunya, pemimpin-pemimpin lainnya.
3.
Kebutuhan untuk mendapatkan
sesuatu
Anak didik membutuhkan kebanggaan untuk di terima dan di
kenal sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya karena
penerimaan dan di bagikan kelompok sangat penting bagi anak didik dalam mencari
identitas diri.
4.
Kebutuhan untuk berprestasi
Artinya dengan terpenuhnya kebutuhan untuk memiliki status
atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri untuk dapat membuat anak
didik giat untuk mengejar prestasi.
5.
kebutuhan ingin di sayang dan di
cintai
Rasa ingin di sayang dan di cintai merupakan kebutuhan yang
esensial, karena terpenuhinya kebutuhan ini akan mempengaruhi sikap mental anak
didik.
C.
Dimensi-dimensi Anak Didik
1.
Dimensi fisik (jasmani)
Meliputi pendidikan fisik (jasmani) pada dimensi ini proses
penciptaan manusia memiliki kesamaan dengan hewan atau pun hubungan, sebab
semuanya termasuk bagian dari alam. Dan hasil penelitian telah membuktikan
bahwa jasad manusia tersusun dari sel-sel yang berbentuk dari bagian-bagian yang
disebut organel yang tersusun dari molekul-molekul senyawa unsur-unsur kimiawi
yang terdapat di bumi. Namun manusia merupakan makhluk biosik yang unsur-unsur
atau pembentukan materinya bersifat profesional antara keempat unsur tersebut
yaitu unsur tanah, api, udara, dan air. Sehingga manusia di sebut sebagai
makhluk yang sempurna dan terbaik penciptanya. “Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-Tiin : 4)
2.
Dimensi Akal
Al-Ishfahami membagi akal manusia kepada dua macam yaitu
1.
Al-Mathhu’ : yaitu akal yang
merupakan pancaran dari allah sebagai fitrah ilahi. Akal ini menduduki posisi
yang sangat tinggi
2.
Al-Hasmu’ : yaitu akal yang
merupakan kemampuan menerima yand dapat di kembangkan oleh manusai.
3.
Dimensi Keberagamaan
Menuasi adalah makhluk yang berketuhanan atau disebut
homodivinous (makhluk yang percaya pada tuhan) atau disebut juga homoreligious
(makhluk yang beragama). Berdasarkan hasil reset atau observasi, hampir seluruh ahli jiwa sependapat bahwa
dalam diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat
universal, kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bahkan mengatasi
kebutuhan akan kekuasaan ke inginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan
kodrosi berupa keinginan untuk mencintai dan di cintai tuhan.
4.
Dimensi Akhlak
Dimensi ini adalah salah satu dimensi yang sangat di
utamakan dalam pendidikan islam adalah akhlak.
5.
Dimensi Rohani
Dimensi kejiwaan merupakan suatu dimensi yang sangat
penting dan memiliki pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar hidup
sehat, tenteram dan bahagia.
6.
Dimensi Seni (Keindahan)
Seni adalah ekspresi roh dan daya manusia yang mengandung
dan mengungkapkan keindahan
7.
Dimensi Sosial
Makhluk individual yang bersamaan dan saling
berinteraksi
D.
Intelegensi Anak Didik
Intelegensi (kecerdasan) dalam bahasa inggris di sebut
Intelligency, dan bahasa Arab di sebut Al-d-Dzaka. Menurut bahasa adalah
pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan
(al-Qudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Adapun kecerdasan
atau pemahaman di bagi menjadi 3, dalam 3 bagian tersebut perlu di kembangkan
pendidikan islam.
-
Kecerdasan Intelektual
-
Kecerdasan Emosional
-
Kecerdasan Spiritual
-
Kecerdasan Qalbiyah
E.
Kepribadian Peserta Didik
Menurut Allport kepribadian adalah susunan yang dinamis di
dalam sistem psiko-fisik (Jasmani dan Rohani) seorang individu yang menentukan
prilaku dan pikirannya yang berciri khusus.
Menurut W. Stern kepribadian adalah suatu kesatuan banyak
(unit multi compleks) yang di arahkan kepada tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Hartman adalah susunan yang integrasikan dalam
corak khas yang tegas yang di perhatikan kepada orang lain.
a.
Macam-macam Kepribadian
1.
Kepribadian Kemanusiaan
(basyariah)
di bagi menjadi dua
-
kepribadian Individu meliputi ciri
khas seseorang dalam bentuk sikap dan tingkah laku serta intelektual yang
dimiliki masing-masing secara khas sehingga ia berbeda dengan orang lain.
-
Kepribadian Ummah meliputi ciri
khas kepribadian muslim sebagai suatu umah (bangsa dan negara) muslim yang
meliputi sikap dan tingkah laku ummah muslim yang berbeda dengan umah yang
lainnya.
b.
Proses Pembentukan Kepribadian
-
Pronatal Education (Tarbiah Qabl
al-Wiladah)
-
Education gy anather (Tarbiah
Ma’aghairih)
-
Self Education (Tarbiah al-Nafs)
2.
Kepribadian Sarnawi
Menurut Jalaluddin proses pemberlukan kepribadian ini dapat
di lakukan dengan cara memberi nilai-nilai keislaman dalam hubungan dengan
allah SWT.
(Jalaluddin.
Kepribadian muslim (diktat)., Palembang 1964 hlm.10)
Nilai
ke islamkan dalam hubungan dengan allah SWT dapat di lakukan dengan cara
- Beriman kepada Allah SWT
- Mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya
- Bertakwa kepada-Nya
- Mensyukuri nikmat
- Berdo’a kepada Allah SWT.
F.
Tugas Anak Didik
dalam pengelolaan belajar mengajar, anak didik dan pendidik
memegang peranan penting. Anak didik atau murid adalah pribadi yang “unik” yang
mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang dalam proses berkembang.
Dalam proses perkembangannya seorang anak didik membutuhkan bantuan yang sifat
dan coraknya tidak di tentukan oleh guru tetapi oleh anak didik itu sendiri.
Fungsi murid dalam interaksi belajar mengajar adalah
sebagai subjek dan objek,
-
di katakan sebagai subjek karena
murid menentukan hasil belajar
-
di katakan sebagai objek karena
muridlah yang menerima pelajaran dari guru.
(Muhammad
Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Hidakarya Agung 1990, hlm.79 dan
238)
G.
Kode etik anak didik
a.
Asma Hasan Fahmi menyebutkan empat
kode etik yang harus dimiliki anak didik yaitu
-
seorang anak dididik harus
membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum ia menuntut ilmu,
karena belajar adalah merupakan belajar yang tidak sah di kerjakan kecuali
dengan hati yang bersih.
-
Seorang anak didik itu harus
mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi jiwa dengan sifat
keutamaan mendekatkan diri kepada tuhan.
-
Seorang anak didik harus tabah
dalam memperoleh ilmu memperoleh ilmu pengetahuan dan bersedia merantau.
(Muhammad
Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Hidakarya Agung 1990, hlm.79 dan
238).
DAFTAR PUSTAKA
- Drs Abudinata M.A. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
- Dr Zakiah Derajat. Metode khusus pengajaran agama islam. Jakarta : Bumi angkasa
- Drs. Muhammad Zein. 1981. Proses belajar mengajar (seni filsafat pendidikan) tanjung karang : (tanpa penerbit)
- Drs. Djaja Djadjuri. 1992. upaya pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
- prof. Dr. H. Sunarto. 2002. Perkembangan peserta didik. Jakarta : PT. Rineka cipta.
- Dr. H. Ramayulis. 1992. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta : kolam mulia.
- H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar