ILMU PENDIDIKAN ISLAM
1. PENGERTIAN IIMU PENDIDIKAN ISLAM
a. Pendidikan Islam
1) Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: Pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menvrut ukuran-ukuran Islam. Dengan
pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut
dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai
agama Islam, memilih dan memutuskan serta beibuat berdasarkan nilai-nilai
Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2) Menurut Abdur Rahman Nahlawi: Pendidikan Islain
ialah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam
secara logis dan sesuai secara keseluruhan balk dalam kehidupan individu maupun
kolektif.
3)
Menurut
Drs. Burlian Shomad: Pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk
individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran
Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.
Secara rinci beliau mengemukakan pendidikan itu baru dapat disebut pendidikan
Islam apabila memiliki dua ciri khas yaitu:
a) Tujuannya untuk membentuk individu menjadi
bercocok dari tertinggi menurut ukuran Al-Quran.
b) Isi pendidikannya ajaran, Allah yang tercantum
dengan lengkap di dalam Al-Quran dan pelaksanaannya di dalam praktek kehidupan
sehari-hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
4) Menurut Musthafa Al-Ghulayani: Bahwa Pendidikan
Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga
akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian
buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah
air.
5) Menumt'Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas:
Pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk
pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sehingga membimbing ke -arah pengenaian dan pengakuan akan
tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.
6) Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung: Pendidikan
Islam ialah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu:
a.
Menyiapkan
generasi muda untuk memegang peranan- peranan tertentu dalam masyarakat pada
masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup
(survival) masyarakat sendiri.
b.
Memindahkan
ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan-peranan tersebut dari generasi
tua kepada generasi muda
b.
llmu Pendidikan Islam
llmu
ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai
metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada lagi yang mengemukakan ilmu
adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang salah satu dari keberadaan.
Uraian tersebut adalah tentang segi-segi dari keberadaan tertentu.
Segi-segi itu saling berkait, mempunyai
hubungan sebab akibat, tersusun logis dan diperoleh melalui cara atau metode
tertentu. Dengan demikian llmu Pengetahuan Islam ialah
uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntunan pendidikan
kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar berpribadi
Muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras dan seimbang dalam
memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Secara ringkas llmu
Pendidikan Islam ialah ilmu yang membicarakan persoalan-persoalan pokok
pendidikan Islam dan kegiatan mendidik anak untuk ditujukan ke arah
terbentuknya kepribadian Muslim. Adapun persoalan-persoalan
pokok yang dibicarakan dalam Ilmu Pengetahuan Islam ini antara lain: apakah
pendidikan Islam itu? Apa tujuan yang akan dicapai? Siapa
anak didik dan siapa pula pendidik dalam pendidikan Islam? Serta bagaimana
pelaksanaan pendidikan Islam itu?
Dari sisi lain terutama dari kajian empiris
maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Bahwa Ilmu Pendidikan Islam ialah Ilmu
yang membahas proses penyampaian .materi-materi ajaran Islam kepada anak didik
dalam proses pertumbuhannya. Ilmu ini juga membicarakan bagaimana metode
penyampaian ajaran Islam yang-paling tepat dan ( dapat dipertanggungjawabkan
sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Secara ringkas dapatlah dikatakan
bahwa ilmu ini membahas seluruh aspek yang terkait bagi berlangsungnya proses pendidikan
Islam.
Berdasarkan penegasan-penegasan tersebut di atas, maka dapatlah, dikatakan
bahwa Ilmu Pendidikan Islam merupakan ilmu pengetahuan praktis, karena yang
diuraikan dalam ilmu ini dilaksanakan dalam kegiatan pendidikan, dan orang yang
mempelajari ilmu ini dengan, tujuan
untuk dapat mengetahui dan mengarahkan kegiatan pendidikan. Ilmu Pendidikan
Islam ini merupakan ilmu pengetahuan rohani, karena situasi pendidikan itu
berdasarkan atas tujuan tertentu dan tidak membiarkan anak tumbuh secara liar
sesuai dengan keinginannya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila,
berharkat dan ingin membawanya ke arah manusia susila, memiliki harkat dan
berbudaya. Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu normatif,
karena ilmu ini berdasarkan diri dan pemilihan norma-norma yang baik dari
norma-norma yang tidak baik. Norma tersebut diambilkan dari sumber agama yaitu
Al-Quran dan Sunah Rasul. Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu pengetahuan
empiris, karena obyeknya adalah situasi pendidikan dan pergaulan yang terdapat
dalam dunia pengalaman. Tujuan
Ilmu Pendidikan Islam ini ialah mencerahkan situasi ilmu Pendidikan Islam,
sehingga hubungan antara unsur-unsur dasamya menjadi jelas, dan orang yang
mempelajarinya pun akan memperoleh pegangan yang berguna untuk praktek
pendidikan. Unsur-unsur dasar ini ialah: Anak didik (santri), pendidik
(mualim), tujuan pendidikan, metode pendidikan dan lain-lain. Lapangan Ilmu Pendidikan Islam ialah lapangan pergaulan, khususnya
pergaulan antara orang dewasa. dengan anak dalam masa pertumbuhannya, sejak ia sadar akan dirinya sampai
terbentuknya pribadi muslim dalam arti yang sebenamya.
2.
RUANG
LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam
sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena di dalamnya
banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik langsung atau tidak
langsung. Adapun segi-segi dan pihak-pihak yang teriibat
dalam peodidikan Islam sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1)
Perbuatan
mendidik itu sendiri
Yang
dimaksud dengan perbuatan mendidik di sini adalah seluruh ke giatan, tindakan
atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu
menghadapi/mengasuh anak didik.
Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing,
memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik menuju kepada
tujuan pendidikan Islam. Dalam perbuatan mendidik ini
sering disebut dengan istilah tahzib.
2)
Anak
didik
Yaitu
pihak yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan
perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakaa atau dilakukan hanyalah untuk
membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-citakan. Dalam pendidikan Islam anak didik itu sering
kali disebut dengan istilah yang bermacam-macam, antara lain: Santri, talib,
muta allim, muhazb dan tilmiz
3)
Dasar
dan tujuan pendidikan Islam
Yaitu
landasan yang menjadi fundament serta sumber dari segala kegiatan pendidikan
Islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan Islam harus berlandaskan
atau bersumber dari dasar tersebut.
Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam yaitn arah ke mana anak didik
ini akan di bawa. Secara ringkas, tujuan pendidikan Islam
yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia (dewasa) Muslim yang bertakwa
kepada Allah dan kepribadian Muslim.
4)
Pendidik
Yaitu
subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peranan
penting untuk berlangsungnya pendidikan Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh
besar terhadap hasil pendidikan Islam. Pendidik ini sering disebut mu'allim,
muhaab. ustdz, kyai dan sebagainya.
Di samping itu
ada pula yang menyebutnya dengan istilah mursyid artinya memberikam berikan
petunjuk, karena mereka memang memberikan petunjuk-petunjuk kepada anak
didiknya.
(Dra. H. Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1997)
3.
KEGUNAAN
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Ilmu Pendidikan
Islam memiliki arti dan peranan penting dalam kehidupan. Hal tersebut disebabkan Ilmu Pendidikan Islam
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. la melakukan pembuktian terhadap teori-teori
kependidikan Islam. yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang hares diikhtisarkan
agar menjadi kenyataan.
b. la memberikan bahan-bahan informasi tentang
pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan
pendidikan Islam tersebut. la memberikan bahan masukan yang berharga (input)
kepada ilmu ini. Mekanisme proses kependidikan Islam dari segi operasional
dapat dipersamakan dengan proses mekanisme yang berasal dari penerimaan input
(bahan masukan), lalu diproses dalam kegiataa pendidikan (dalam bentuk kelembagaan
atau non-kelembagaan yang disebut truput), kemudian berakhir pada output hasil
yang diharapkan). Dari hasil yang diharapkan itu timbul umpan balik (feed back)
yang mengoreksi bahan masukan (input). Mekanisme proses semacam ini berlangsung
terus selama proses kependidikan terjadi. Semakin banyak diperoleh bahan
masukan (input) dari pengalaman operasional itu, semakin berkembang pula lur
Pendidikan Islam.
c.
Di samping
itu juga menjadi pengoreksi (korektor) terhadap kekurangan teori-teori yang terdapat
dalam ilmu pendidikan Islam itu sendiri, sehingga kemungkinan pertemuan antara
teon dan praktek semakin dekat, dan hubungan antara keduanya semakin bersifat
interaktif (saimg, mempengaruhi).
Memperhatikan hal
tersebut di atas, maka Ilmu Pendidikan perlu dipelajari setiap Muslim, yang
berkeinginan agar pendidikan yang diselenggarakannya dapat berlangsung lancar
dan mencapai sasarannya. Mengenai perlunya mempelajari Ilmu Pendidikan Islam ini Prof. HM.
Arifin Med
menyatakan sebagai berikut:
a. Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi
Tnanusia harus melalui proses yang panjang, dengan resultat (hasil) yang tidak
dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan pembuatnya.
Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang
matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang
tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan-kesalahan langkah pembentuknya
terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena itu
lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh dan
berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan. Bila kita salah bentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya.
b. Pendidikan Islam pada khususnya yang
bersumberkan nilai-nilai agama Islam di samping menanamkan atau membentuk sikap
hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu
pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya adalah merupakan
proses ikhtiariah yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup anak didik
kepada arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan dirinya. Oleh karena itu usaha
ikhtiariah tersebut tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan atas trial and
error (coba-coba) atau atas dasar keinginan dan kemauan pendidik tanpa
dilandasi dengan teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah pedagogis.
c. Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh
Allah dengai tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dalam
kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat, baru dan mempunyai arti fungsional
dan aktual dalam diri mana bilamana dikembangkan melalui proses kependidikan
yang sistematis. Oleh karena itu teori-teori pendidikan Islam yang disusun
secara sistematis merupakan kompas bagi proses teocbl.
d. Ruang lingkup kependidikan Islam adalah
mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia di mana manusia mampu
memanfaatkan sebagai tempat menanam benih-benih amalok yang buahnya akan
dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliah dalam
pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui proses
kependidikan berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidika
e. Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi
kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam sampai kini masih belum tersus
secara ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia, baik dalam kitab
suci Al-Quran, Al-Hadis maupun qaul ulama. Untak itu diperlukan penyusunan
secara sistematis yang didukuag' dengan hasil penilaian yang luas.
(Dr. Ahmad
Tafsir. Ilmu pendidikan Islam, PT Remaja Rosdakarya, 1992)
4.
BATASAN PENDIDIKAN ISLAM
1.
Batasan yang luas
pendidikan dalam arti luas adalah segala
pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan
sepanjang hayat.
Pada hakikatnya kehidupan mengandung unsur
pendidikan karena adanya interaksi dengan lingkungan, namun yang penting
bagaimana peserta didik menyesuaikan diri dan menempatkan diri dengan
sebaik-baiknya dalam berinteraksi dengan semua itu dan dengan siapapun.
Pendidikan dalam pengertian yang luas ini belum mempunyai sistem. Sebagai
pendidik tentu saja memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan warna
Islami pada lingkungnnya.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas
adalah :
-
Pendidikan berlangsung sepanjang
hayat
-
Lingkungan pendidikan adalah semua
yang berada di luar dari pesera didik
-
Bentuk kegiatan mulai dari yang
tidak di sengaja sampai kepada yang terprogram
-
Tujuan pendidikan berkaitan dengan
setiap pengalaman belajar
-
Tidak di batasi oleh ruang dan
waktu
2.
Batasam yang sempit
Pendidikan dalam batasam yang sempit adalah
proses pembelajaran yang di laksanakan di lembaga pendidikan formal
(madrasah/sekolah). Dalam batasan yang sempit ini pendidikan Islam muncul dalam
bentuk sistem yang lengkap.
Karakteristik pendidikan dalam arti sempit
adalah :
-
Masa pendidikan terbatas
-
Lingkungan pendidikan berlangsung
di sekolah/madrasah
-
Bentuk kegiatan sudah terprogram
dan
-
Tujuan pendidikan di tentukan oleh
pihak luar (sekolah/madrasah).
5. PENGERTIAN
BAHASA
Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka
kita harus melihat kepada bahasa Arab karena ajaran islam itu diturunkan dalam
bahasa Arab. kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa
Arabnya adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “Rabba”. Kata “pengajaran”
dalam bahasa Arabnya adalah “Ta’lim” dengan kata kerjanya “’Allama”.
Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya yakni “Tarbiyah Wa Ta’lim”,
sedangkan pendidikan islam dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.
Kata kerja raba (mendidik) sudah digunakan pada zaman Nabi
Muhammad SAW seperti terlihat dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dalam ayat
Al-Qur’an kata ini digunakan dalam susunan sebagai berikut:
Artinya : “Dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua Telah
mendidik Aku waktu kecil".(Al-Isra : 24)
Dalam bentuk kata benda, kata raba ini
digunakan juga untuk “Tuhan”, mungkin karena Tuhan juga bersifat mendidik,
mengasuh, memelihara, bahkan mencipta.
Dalam
ayat lain kata ini digunakan dalam susunan sebagai berikut:
Artinya: “Fir'aun
menjawab: "Bukankah kami Telah mengasuhmu di antara
(keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama
kami beberapa tahun dari
umurmu”. (Asy-Syura :18)
kata lain yang
mengandung arti pendidikan itu adalah أَدََّبَ seperti sabda Nabi:
أَدَّبَنِي رَبِّي فَأَحْسَنَ تَأْ
دِيْبِ
Artinya: “Tuhan
telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikan ku”
Kata ta’lim
dengan kata kerjanya “’Allama” juga sudah digunakan pada zaman Nabi. Baik dalam
Al-Qur’an, Hadits atau pemakaian sehari-hari, kata ini lebih banyak digunakan
dari pada kata “tarbiyah”Tadi. Dari segi bahasa, perbedaan arti dari
kedua kata itu cukup jelas. Bandingkanlah penggunaan dan arti kata berikut ini
dengan kata “rabba”, “addaba”, “nasyaa” dan lain-lain yang masih kita ungkapkan
tadi.
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya”
(Al-Baqarah:31)
Firman-Nya lagi:
Artinya:
“Berkata (Sulaiman):
"Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang
suara burung".
Kata
‘allama pada
kedua ayat tadi mengandung
p0engertian sekedar memberitahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti
pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan membina kepribadian
Nabi Sulaiman melalui burung, atau membina kepribadian Adam melalui nama-nama
benda. Lain halnya dengan pengertian raba-addaba dan
sebangsanya tadi. Di situ jelas terkandung kata pembinaan, pimpinan,
pemeliharaan dan sebagainya.
6.
PENGERTIAN ISTILAH
Pengertian
pendidikan seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi.
Tetapi usaha kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dengan menyampaikan seruan agama
dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan
berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide
pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian
sekarang. Orang Arab Makkah yang tadinya penyembah berhala, musyrik, kafir,
kasar dan sombong maka dengan usaha dan kegiatan Nabi mengislamkan mereka, lalu
tingkah laku mereka berubah menjadi penyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, mukmin,
muslim, lemah lembut dan hormat pada orang lain. Mereka telah berkepribadian
muslim sebagaimana yang dicita-citakan oleh ajaran islam. Dengan itu berarti
Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan
sekaligus berarti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendidik yang
berhasil. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk manusia, kita rumuskan
sekarang dengan pendidikan islam. Cirinya ialah perubahan sikap dan tingkah
laku sesuai dengan petunjuk ajaran islam. Untuk itu perlu adanya usaha,
kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilan. Dengan
demikian, secara umum dapat kita katakan bahwa Pendidikan Islam itu adalah
pembentukan kepribadian muslim.
7.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Syari’at
islam tidak akan
dihayati dan diamalkan orang apabila hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik
melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal
serta berakhlak baik sesuai dengan ajaran islam dengan berbagai metode dan
pendekatan. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan islam itu banyak ditujukan
kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam perbuatan, baik bagi
keperluan diri sendiri, maupun
orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak hanya bersifat teoritis
saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal,
karena ajaran islam berisi sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju
kesejahteraan hidup perorangan maupun bersama. Maka pendidikan islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula orang yang bertugas
mendidik adalah para Nabi dan Rasul, selanjutnya para ulama, kemudian kita
harus cerdiklah sebagai penerus tugas dan kewajiban mereka.
(Dr.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta. 2008)
8.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN
Pengertian
pendidikan dalam arti teoritis filosofis adalah pemikiran manusia terhadap
masalah-masalah ke pendidikan untuk memecahkan dan menyusun teori-teori baru
dengan mendasarkan kepada pemikiran formotif, spekulatif, rasional efirik,
rasional filosofis, maupun historis filosofis. Sedangkan pendidikan dalam arti,
adalah suatu proses pemindahan atau transformasi pengetahuan ataupun
pengembangan potensi-Potensi yang dimiliki subyek didik untuk Mencapai secara optimal,
serta membudayakan manusia melalui transformasi nilai-nilai yang utama.
Pengertian
pendidikan menurut orang-orang Yunani, lebih kurang 600 tahun sebelum masehi,
telah dinyatakannya bahwa pendidikan ialah usaha manusia untuk jadi manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia. Jadi, tujuan mendidik
ialah memanusiakan manusia. Agar tujuan itu dapat di capai dan agar program
dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah
jelas.
9.
TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan
pendidikan akan sama dengan gambaran manusia terbaik menurut orang tertentu.
Mungkin saja seseorang tidak mampu melukiskan dengan kata-kata tentang bagaimana
manusia yang baik yang ia maksud. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan manusia.
Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak keturunannya, menjadi manusia
yang baik.
(Dr. H. Bashori Muhsin,
Ilmu Pendidikan Islam, Refika Aditama, Bandung, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Uhbiyati Nur. Ilmu Pendidikan Islam,
Percetakan Pustaka Setia, Bandung,
1997
Yulis Rama. Ilmu pendidikan Islam, Kalma Mulia, Jakarta, 2002
Muhsin Bashori. Ilmu pendidikan Islam, Refika
Aditama Bandung, 2006
Dradjat Zakiah. Ilmu pendidikan Islam,
Bumi Aksara Jakarta, 2008
Terima Kasih Atas Pengetahuan di atas dan sangat bermanfaat bagi Ku.
BalasHapusterimakasih artikelnya sangat bermanfaat.
BalasHapussalam,
https://marketing.ruangguru.com/bimbel
artikelnya bagus silahkan mampir juga di url saya darul madinah
BalasHapuswww.darulmadinah.info
Artikel Bagus, Mantabbbb, jangan lupa kunjungi balik situs kita
BalasHapusDarul Madinah Madiun
Pesantren Tahfidz Putri
Hidayatullah Madiun
semoga Allah memberikan HidayahNya kepada kita semua.
BalasHapus