TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan ialah suatu yang di harapkan tercapai setelah suatu
usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya
bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian
seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. (Ilmu Pendidikan
Islam, hal 29, Dr. Zakiyah Daradjat,1991, Bumi Aksara)
Rumusan tujuan pendidikan Islam mungkin dapat dibuat, dasar
kehidupan adalah pandangan hidup. Menurut T.S Eliot menyatakan bahwa pendidikan
yang amat penting itu tujuannya harus di ambil dari pandangan hidup.
Beberapa
pendapat para ahli :
- Al-Attas menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik, ini terlalu umum.
- Marimba berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian muslim, ini pun masih terlalu umum.
- Al-Abrasyi menghendaki tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum.
- Munir Mursyi menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna, ini pun terlalu umum.
- Abdul fatah Jalal berpendapat bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.
- penulis berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang berbudi pekerti luhur supaya menjadi manusia yang sempurna guna menghambakan diri kepada Allah
(Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, hal. 46,
DR. Ahmad Tafsir, 1991, PT REMAJA ROSDA KARYA)
Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah di gariskan oleh Allah.
Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah, ini sesuai
dengan QS ad-Dzariyat : 56
Bur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya : Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Beberapa
orang di antara muslim harus ada yang tidak mempelajari sekedarnya saja, tetapi
harus mempelajarinya secara luas dan dalam. Ini disebutkan dalam surat
At-Taubah ayat 122, yang artinya :
“Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara kalian beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali (dari perang) supaya mereka dapat menjaga dirinya.”
Dalam ayat ini,
pengetahuan tentang agama adalah pengetahuan tentang Al Quran dan hadits,
terutama tentang ke lima rukun Islam. Jadi pengetahuan tentang al-Qur’an dan
Hadist, jelad harus menjadi salah satu tujuan pendidikan.
Muhammad
Quthb (1988 :17), tatkala membicarakan tujuan pendidikan menyatakan bahwa
tujuan pendidikan lebih penting dari pada sarana pendidikan. Sarana pendidikan
pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak berubah.
Menurut Quthb (1988 : 21), tujuan
umum pendidikan adalah manusia yang taqwa, itulah manusia yang baik
menurutnya.
(Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, hal. 48,
DR. Ahmad Tafsir, 1991, PT REMAJA ROSDA KARYA, Bandung).
John Dewey menyebutkan, ada 3
kriteria untuk tujuan yang baik :
- Tujuan yang telah ada mestilah menciptakan perkembangan lebih baik daripada kondisi yang telah ada sebelumnya. Dia harus dilandaskan pada pertimbangan atau pemikiran yang sudah berjalan dan kepada sumber-sumber serta kesulitan-kesulitan situasi yang ada.
- Tujuan itu harus fleksibel, dan dia harus dapat di tukar-tukar untuk menyesuaikan dengan keadaan. Sesuatu tujuan akhir yang di buat di luar proses untuk bertindak, selalu akan kaku. Kalau di masukkan atau di paksakan dari luar, dapat di perkirakan tidak akan mempunyai hubungan kerja dengan kondisi-kondisi konkret dari sesuatu situasi.
- Tujuan itu harus mewakili kebebasan aktivitas. Kalimat tujuan dalam pandangan sedang di pikirkan, adalah sugestif sifatnya, karena dia menggambarkan dalam pikiran kita kesudahan atau kesimpulan dari beberapa proses. Satu-satunya cara di mana kita dapat menentukan sesuatu aktivitas adalah dengan menempatkan di depan kita sasaran-sasaran tujuan itu di atas mana aktivitas kita akan berakhir.
(Filsafat Ilmu Pendidikan, hal. 83, Hamdani Ali,
M.A. M, Ed., 1986, Kota Kembang, Jogjakarta)
Pendidikan
Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi “insan
kamil“ dengan pola takwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani,
dapat hidup dan berkembang secara wajar, dan normal karena takwanya kepada
Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu di harapkan
menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya, serta senang
dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam.
Kepentingan tujuan
pendidikan
Tujuan
pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal itu di
sebabkan oleh fungsi-fungsi yang di pikulnya.
Pertama, tujuan
pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi ini menunjukkan pentingnya
perumusan dan pembatasan tujuan pendidikan secara jelas. Tanpa tujuan yang
jelas, proses pendidikan akan berjalan tidak efektif dan tidak efisien, bahkan
tidak menentu dan salah dalam mengambil metode, sehingga tidak mencapai
manfaat.
Kedua, tujuan
pendidikan mengakhiri usaha pendidikan. Apabila tujuannya telah tercapai, maka
berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuan tercapai, maka
berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuannya tercapai,
sesungguhnya belum dapat di sebut berakhir, tetapi hanya mengalami kegagalan
yang antara lain di sebabkan oleh tidak jelasnya rumusan tujuan pendidikan.
Ketiga, tujuan
pendidikan di satu sisi membatasi lingkup suatu usaha pendidikan, tetapi di
sisi lain mempengaruhi usaha dinamikanya. Hal ini di sebabkan karena pendidikan
merupakan usaha berproses yang di dalamnya usaha-usaha pokok dan usaha-usaha parsial
saling terkait. Tiap-tiap usaha memiliki tujuannya masing-masing. Usaha pokok
memiliki tujuan yang lebih tinggi dan lebih umum. Sedangkan usaha persial
memiliki tujuan yang lebih rendah dan lebih spesifik.
(Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, hal. 45-46, Ahmad D. Marimba, 1980, Bandung, Al-Ma’arif)
Keempat,
tujuan pendidikan memberi semangat dan mendorong untuk melaksanakan pendidikan.
Hal ini berlaku juga pada setiap perbuatan. Sebagai contoh, seseorang
diperintah untuk berjalan di jalan tertentu tanpa dijelaskan kepadanya mengapa
ia harus menempuh jalan itu, atau tanpa di beri kesempatan untuk memilih jalan
lain. Dengan perintah yang demikian barangkali orang tersebut akan berjalan
ragu-ragu. Akibatnya ia akan berjalan lamban. Lain halnya, apabila di jelaskan
kepadanya bahwa di jalan itu ia akan mendapat kebun yang indah serta pemiliknya
orang yang ramah serta orang yang suka mengajak orang-orang yang lewat untuk
makan bersamanya., sementara kebetulan ia sedang lapar, tentu ia akan menempuh
jalan itu dengan penuh semangat.
(Ilmu Pendidikan Islam, hal.
53-54, DRS. Hero Net Aly, MA. 1999, Logos, Jakarta).
Ada beberapa tujuan pendidikan ;
A.
TUJUAN
UMUM
Tujuan umum
ialah tujuan yang akan di capai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan
pengajaran ataupun dengan cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek
kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan
pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan,
situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk Insan Kamil dengan pola
takwa harus dapat tergambar pada diri seseorang yang sudah dididik, walaupun
dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat
tersebut.
Cara atau alat
yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah
pengajaran. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar, tahu, mengerti,
menguasai, ahli ; belum tentu menghayati dan meyakini. Sedang pendidikan ialah
membuat orang jadi terdidik. Maka pengajaran agama harusnya mencapai tujuan
pendidikan agama.
Tujuan umum
pendidikan Islam harus di kaitkan pula dengan tujuan pendidikan Nasional negara
tempat pendidikan Islam itu di laksanakan dan harus di kaitkan pula dengan
tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum
itu tidak dapat di capai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman,
pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahap-tahap dalam
mencapai tujuan itu pada pendidikan formal di rumuskan dalam bentuk tujuan
kurikuler yang selanjutnya di kembangkan dalam tujuan instruksional.
(Ilmu Pendidikan Islam, hal 30, Dr. Zakiyah
Daradjat,1991, Bumi Aksara)
B.
TUJUAN
SEMENTARA
Tujuan
sementara adalah tujuan yang akan di capai setelah anak didik di beri sejumlah
pengalaman tertentu yang di rencanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
C.
TUJUAN
AKHIR
Pendidikan
Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu
hidup di dunia ini berakhir pula.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT
PARA ULAMA
1.
Menurut Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut
beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa
dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi
pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam.
Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah
tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat
bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak
didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya
ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan),
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk
suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.
Maka
tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan
pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak
keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan
Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
2.
Menurut Al-Ghazali
Menurut
beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan
pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan
untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak
keluar dari pendidikan Akhlak.
3.
Menurut Hadji Khalifah.
Menurut
beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi
maksudnya adalah untuk sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti
mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu
adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia.
Pendidikan
Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia
mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan
akhlak yang terpuji.
(Dasar-Dasar
Pokok Pendidikan Islam, 15-18, Prof. Dr. Mohd.’Athijah Al-Abrasy, 1970,
Bulan Bintang, Jakarta )
4.
Menurut
Abdullah Fatah Jalal
Menurut
beliau, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.
Ia mengatakan tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan bahwa tujuan itu adalah semua manusia harus
menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan diri adalah
beribadah kepada Allah.
- Menurut Muhammad Quthb.
Menurut
beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana
pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan
dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak
berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan tujuan yang khusus
masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang
Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
- Menurut Al-Aynayni
Beliau
membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah
kepada Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap,
berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di
tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi,
ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di
rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
DAFTAR PUSTAKA.
Daradjat, Zakiyah,1991 Ilmu Pendidikan
Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
Tafsir, Ahmad, 1991, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, PT REMAJA ROSDA KARYA, Bandung.
Al-Abrasy,
Mohd.’Athijah, 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang,
Jakarta.
Net Aly, Hero,
MA. 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Jakarta).
Marimba, Ahmad
D., 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Bandung, Al-Ma’arif
Ali, Hamdani, 1986, Filsafat Ilmu Pendidikan, Kota
Kembang, Jogjakarta.
lanjutkan,, udah keren ne, lumayan membantulah..
BalasHapusiya udah keren abis,sangat membantu pendidikan
BalasHapusPendidikan
kontennya bagus. Thanks!
BalasHapus