KEPRIBADIAN ANAK DIDIK DAN FACTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Pengertian Kepribadian
Menurut Agus Sujanto yang dimaksud
kepribadian adalah "kepribadian berasal dari kata personality (
bahasa Inggris) yang berasal dari persona (bahasa Latin) yang berarti kedok
atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung yang
maksudnya untuk menggambarkan perilaku watak pribadi seseorang".
Gordon W.Allport berpendapat kepribadian
adalah "organisasi dinamis dalam diri manusia (individu) yang terdiri dari
sistem psiko fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu
tersebut terhadap lingkungannya".
Untuk menjelaskan maksud dari rumusan
Allport tersebut di atas, maka penulis mengutip pendapat Sumadi Suryabrata,sebagai
berikut :
- Organisasi dinamis" menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari pada kepribadian.
- Istilah psiko fisik "menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah eksklusif (semata-mata) tetapi kepribadian meliputi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisah-pisah) dalam kesatuan kepribadian".
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat
kepribadian adalah "semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap
dan perasaan, yang dalam keseluruhan dan kebulatan yang akan menentukan corak
laku cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan mengecewakan atau
menggembirakan".
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka
penulis menyimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu kesatuan dan kebulatan
jasmani dan rohani dari seseorang yang bersifat dinamis dan menjadi dasar
kesatuan dan kebulatan tindakan yang akan direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari melalui cita- cita, sikap, pembicaraan, cara berpikir dan bertindak
dengan berdasarkan falsafah hidup yang diyakininya yang bersumber kepada agama
yang dipercayai dan diyakininya.
Upaya dalam Membentuk
Kepribadian Peserta Didik
Upaya-upaya dalam pembentukan kepribadian
peserta didik adalah dengan memberikan materi pendidikan akhlak yang meliputi :
a.
Penyucian
jiwa
b.
Kejujuran
dan kebenaran
c.
Menguasai
hawa nafsu
d.
Sifat
lemah lembut dan rendah hati
e.
Berhati-hati
dalam mengambil keputusan
f.
Menjadi
teladan yang baik
g.
Beramal
shaleh dan berlomba-lomba berbuat baik
h.
Menjaga
diri, sabar
i.
Ikhlas
j.
Hidup
sederhana
k.
Pintar
mendengar kemudian mengikutinya
Menanamkan sifat-sifat di atas terhadap
peserta didik dapat disebut upaya dalam membentuk kepribadian peserta didik
serta merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan sesuai dengan
nilai-nilai akhlaqul karimah. Sedangkan aspek- aspek pembentukan kepribadian
peserta didik adalah sebagai berikut:
a.
Aspek
idiil atau dasar bersumber dari ajaran wahyu
b.
Aspek
materiil atau bahan berupa pedoman dan ajaran yang terangkum dalam materi bagi
pembentukan akhlakul karimah
c.
Aspek
sosial menitik beratkan kepada hubungan yang baik antara sesama makhluk
khususnya manusia.
d.
Aspek
teologi pembangunan kepentingan manusia ditujukan pada pembangunan nilai-nilai tauhid sehingga upaya untuk
menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.
e.
Demostorial
atas penghargaan terhadap paham lawan yang berbeda
f.
Fitrah
manusia, meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan jasmani dan
rohani ruh.
Jadi pembentukan kepribadian peserta didik
itu harus seluruh aspek-aspeknya supaya pembentukan kepribadian menjadi paripurna,
menyeluruh, terarah dan berimbang. Selain upaya-upaya di atas, upaya
pembentukan kepribadian peserta didik yang dapat kita lakukan antara lain :
a.
Pendidikan Keluarga
Pendidikan
keluarga adalah tempat tempat berlangsungnya pendidikan yang pertama dan utama
sebelum anak mengenai sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan keluarga
sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sehingga sebagai
pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga adalah ayah dan ibu. Jadi baik
dan buruknya pendidikan anak-anak dalam keluarga tergantung orang tuanya. Hal
ini sesuai firman Allah dalam surat at Tahrim ayat 6 :
Artinya
: "Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari
siksa api neraka.... (QS. at Tahrim : 6)".
Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa
sebagai orang tua ham memberikan pengaruh kepadanya, yakni dengan cara
mendidiknya dengan ajaran Islam, seperti tentang keimanan, ketaqwaan, serta
akhlak Islam atau dengan kata lain bahwa orang tua sebagai contoh yang akan
ditiru oleh anak-anaknya. Karena orang
tua kelak harus bertanggung jawab menyelamatkan keluarganya dari siksa api
neraka.
b.
Pendidikan di Sekolah
Sekolah
berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam pendidikan pengajaran, belajar yang
tidak didapatkan si anak dalam keluarga. Dengan
adanya pendidikan di sekolah maka pendidiknya adalah guru. Seorang guru
di samping memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pendidikan agama, juga
berfungsi sebagai pembantu keluarga untuk menjadi seorang pendidik dalam usaha
pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini guru agamalah yang sangat berperan
dalam membentuk kepribadian muslim pada anak didik atau murid.
c.
Lingkungan Masyarakat
Pendidikan di masyarakat dapat dikatakan
pendidikan tidak langsung, yang dilaksanakan secara tidak sadar baik oleh anak
didik itu sendiri maupun masyarakat. Lembaga pendidikan masyarakat turut
membantu pendidikan anak didik dalam usaha membentuk sikap sosial, keagamaan
dan menambah ilmu pengetahuan. Pendidikan masyarakat juga disebut dengan
pendidikan non formal.
Berdasarkan
uraian di atas, jelas bahwa pembentukan kepribadian peserta didik di lembaga
pendidikan formal atau sekolah, terutama pendidikan agama Islam sangatlah
mengutamakan terbinanya akhlak yang baik pada manusia. Setiap orang Islam harus
berusaha membentuk kepribadiannya karena dalam membentuk kepribadian bukanlah
hal yang mudah, melainkan sangat memerlukan waktu yang lama, ketabahan,
keuletan dalam mendidik anaknya hingga kepribadian akan tercapai sesuai dengan
ajaran Islam. Abdul Sani, dalam bukunya mengatakan bahwa :
Menanamkan
pendidikan dalam jiwa si anak agar mempunyai akhlak yang bermoral tinggi,
berbudi luhur terhadap siapapun juga dan bila mana saja, tidak mengenai ruang
dan tempat, kalau berkata benar, berbicara jujur, hidup mempunyai malu, jangan
suka berdusta, penipu, memelihara amanah dan menepati janji, sopan santun dalam
bergaul sesama manusia, jangan bersifat angkuh, sombong, tetapi jangan pula
terlalu merendahkan diri, sebaiknya manusia itu bersifat sederhana.
Bertolak dari
pendapat di atas, bahwa pembentukan kepribadian seorang peserta didik tidak
seperti apa yang kita bayangkan, namun ditempuh dalam waktu yang lama, bahkan
sejak kecil pun harus sudah dilatih berbuat dan bersikap baik, yang tidak
mengenai tempat, waktu dan situasi. Dengan memberikan latihan-latihan berbuat
baik diharapkan peserta didik kelak menjadi dewasa ia mempunyai kepribadian
muslim, yang dari aspek-aspek kepribadian tersebut harus dilandasi dengan
ajaran Islam.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Peserta
Didik
Pendidikan agama yang diterima oleh anak
didalam keluarga merupakan bekal untuk melanjutkan pendidikan di sekolah, hal
ini kita sadari karena sekolah merupakan tindak lanjut dari pendidikan
keluarga. Sebagai pendidik tentunya juga menyadari hal tersebut bahwa anak
datang dari berbagai lingkungan keluarga yang berbeda, artinya berbagai
pengalaman yang dibawa oleh anak dari keluarga sehingga akan beraneka ragam
corak kepribadiannya. Oleh karena itu seorang pendidik di dalam menjalankan
tugasnya, di samping mengajarkan ilmu pengetahuan juga harus dapat membuat
hubungan timbal balik terhadap anak didik. Sebab pekerjaan guru itu menyangkut
beberapa faktor yaitu :
- Jiwa atau kepribadian anak yang satu sama lainnya berbeda keadaannya, pertumbuhan dan perkembangannya serta wataknya, yang kesemua itu membutuhkan bimbingan yang tepat dari guru.
- Kepribadian guru itu sendiri merupakan alat yang sangat tajam bagi pelaksanaan pendidikan anak di dalam pendidikan sekolah, sehingga kepribadian guru menjadi ciri dari kesuksesannya.
- Ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru,seperti metodologi pengajaran, karena dengan ilmu pengetahuan inilah yang akan masuk pada jiwa anak didik.
Dalam hal ini tentu saja peranan gurulah
yang sangat' menentukan dalam pembinaan kepribadian anak, karena di samping
guru berperan sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pendorong dan
pengarah serta bertanggung jawab untuk melihat segala yang terjadi pada diri
peserta didik sehingga perilaku keseharian peserta didik dapat selalu dipantau
dan diawasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
apa yang dikemukakan oleh Slameto, bahwa secara terperinci tugas guru itu
berpusat pada :
- Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai
- Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.
Sumber :
Agus Sujanto dan Halem Lubis Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian,
Bumi Aksara Jakarta, 2001,
Sarlito Wirawan Sanvono, Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang,
Jakarta, 1997,
Sumadi Suryabrata, Psikologi
Kepribadian, Raja Grafmdo, Jakarta, 2002,
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1982,
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat
Pendidikan Islam, Grafindo Persada, Jakarta, 1996,
Departemen Agama RL, Al Quran
dan Terjemahnya,
Slameto, Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Renika Cipta, Jakarta, 2003,
Abdul Sani, Anak yang Sholeh, Bulan Bintang, Jakarta, 1974,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar