KEWAJIBAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK
Mendidik
dan Mengasuh anak-anaknya
Karena anak adalah amanat yang
diberikan Allah kepada manusia (orang tua), maka kewajiban orang tualah untuk
mendidik dan mengasuhnya dengan sebaik-baiknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan
bahwa: “pemeliharaan seorang bapak terhadap anaknya ialah dengan jalan
mendidik, mengasuh dan mengajarnya dengan akhlak atau moral yang tinggi dan
menyingkirkannya dari teman-teman yang jahat”.
Untuk mendidik dan mengasuh
anak-anaknya adalah suatu hak dan kewajiban dari orang tua yang tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain sebagaimana dijelaskan, bahwa “salah satu
kewajiban dan hak utama dari orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah
mendidik anak-anaknya”.
Pendapat di atas memperjelas bahwa
kewajiban orang tua mendidik anak-anaknya, dan jangan sampai mereka membiarkan
anak-anak mereka tumbuh tanpa bimbingan terutama pada usia mereka menjelang
remaja.
Memenuhi segala kebutuhan
anak-anaknya.
Pemenuhan
segala kebutuhan tersebut meliputi :
1.
Kebutuhan jasmaniah, seperti ; makan, minum, pakaian
dan segala kebutuhan yang berkenaan dengan kebutuhan biologis.
2.
Kebutuhan psikhis dan sosial (rohani), meliputi ;
kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
harga diri, kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa mengenal, dan
kebutuhan akan rasa sukses.
Sedangkan kebutuhan khas remaja
meliputi :
1. Pengakuan
sebagai orang yang mampu untuk menjadi dewasa.
2. Perhatian
dan
3. Kasih
sayang.
Terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan mempengaruhi juga kesehatan mental yang dimilikinya
(remaja), sebab terpenuhi atau tidaknya kebutuhan individu, sangat mempengaruhi
kesehatan mental yang dimilikinya.
Membina mental/moral
anak-anaknya.
Orang tua
berkewajiban untuk membina mental/moral anak-anaknya, hal ini sesuai dengan
sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi :
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abbas bin Walid damasyqi,
telah menceritakan Ali bin Ayyasi, telah menceritakan Sa’id bin Umaroh, telah
menceritakan kepadaku Haris bin Nu’man, aku mendengar Annas bin Malik yang
menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : muliakanlah anak-anakmu dan
perbaikilah pendidikan (adab) mereka”. (HR. Ibnu Majah).
Berdasarkan
hadits di atas jelaslah kepada kita bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk
membina mental atau moral anak-anaknya. Kemudian dalam firman Allah SWT dalam
surat an Nisa ayat 9:
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah SWT
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Ayat diatas
akan memperjelas pentingnya orang tua mempersiapkan anak-anaknya dengan mental
dan moral yang tinggi untuk dapat memiliki mental yang sehat, dalam arti mampu
menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dengan cara yang
membawa kepada kebahagiaan dirinya dan orang lain. Maka pembinaan tersebut hendaknya
dilaksanakan secara baik dan terus menerus. Sebagaimana dijelaskan bahwa “pembinaan moral dan mental agama, harus
dilaksanakan terus menerus sejak seseorang itu lahir sampai matinya”.
Pembinaan
mental anak-anak hendaknya dilaksanakan secara berangsur-angsur dan tanpa
paksaan sebagaimana dijelaskan bahwa “pembinaan mental, bukanlah suatu proses
yang dapat terjadi dengan cepat dan dipaksakan, tapi haruslah secara
berangsur-angsur, sehat dan sesuai dengan pertumbuhan, kemampuan yang sedang
dilalui”.
Berdasarkan penjelasan
di atas jelaslah akan pentingnya kewajiban orang tua untuk membina mental dan
moral anaknya agar jangan sampai mental anak-anaknya terganggu.
Orang tua berkewajiban membentengi anaknya dengan agama yang kuat
Kewajiban orang tua
yang tidak kalah pentingnya adalah menanamkan jiwa keagamaan pada anak-anaknya,
untuk membina jiwa agama ini hendaklah dilaksanakan bukan hanya dilingkungan
rumah tangga (keluarga), tetapi juga hendaknya dilaksanakan dilingkungan
masyarakat. Maka segala sesuatu yang
dapat merusak pembinaan itu hendaknya dijauhkan, sebagaimana dijelaskan “untuk
melakukan pendidikan agama dan pembinaan mental secara baik dalam masyarakat
hendaknya segala pengaruh yang bertentangan dengan ajaran agama disingkirkan”.
Berdasarkan kutipan di
atas jelaslah bahwa, untuk membina mental seseorang segala sesuatu yang dapat
merusak pembinaan yang kita laksanakan baik dilingkungan keluarga maupun
masyarakat harus dijauhi, hal tersebut disebabkan “segala unsur-unsur yang
bertentangan dengan agama yang terdapat dalam masyarakat, akan menghambat
pertumbuhan moral agama pada anak bahkan mungkin menghancurkannya sama sekali”.
Berdasarkan uraian di
atas, jelaslah bahwa kewajiban orang tua itu sangat kompleks, disamping ia
harus memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya, tetapi mereka juga harus membina
anak-anaknya sehingga mereka dapat hidup ditengah-tengah masyarakat dengan
mental yang sehat.
Sumber :
M. Athiyaha Al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam,Alih Bahasa H. Busthami A. Gani
dan Djohar Bahry, Bulan Bintang, Jakarta, 1984,
Kartini Kartono, Peranan
Keluarga Memandu Anak, Alumni, Bandung, 1985,
Andi Mappiare, Psikologi
Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1982,
Muhammad Fuad Abdul Baqy, Sunan Ibnu Majah II , Isa Babil Hulabi Wasyitkah, 1954, 121.
https://list.ly/ahmad-nurrofik/newsfeed
BalasHapusmelihatdunia.xyz
BalasHapus